Mohon tunggu...
Bejok Silalahi
Bejok Silalahi Mohon Tunggu... -

ktivis Anti Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rambo Desa (Versi Lengkap)

4 Februari 2012   20:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Razak menghardik mereka. Aku terpana. Wajah keduanya pucat dan merah padam. Karena kaget, mereka buru-buru membenahi pakaian lalu setengah berlari menuju tempat motor diparkir. Kami kembali melanjutkan langkah. Wajah Razak kaku. Sepanjang jalan dia bersungut-sungut memaki kelakuan dua anak tadi.

Izin cuti tiga hari telah usai. Aku harus pulang pagi ini. Rindu kampung halaman telah kutebus dengan hal-hal membangkitkan kenangan. Jalan di pematang sawah, mandi lumpur di sawah hingga berendam di sungai.

Dari hasil bertani, Razak mampu membeli motor. Namun saat mengantarku ke jalan utama tempat angkutan pedesaan biasa melintas, Razak memilih mengantarku menggunakan sepeda ontel merk Gazelle peninggalan orang tuanya. Dulu, sepeda ontel ini sering dipakai Razak, saat mengajakku berkeliling kampung. Kami melewati pohon kapuk itu lagi. Razak lagi-lagi meminta agar saya meninggalkan kehidupan kota. Sebenarnya tak ada lagi yang ingin kukatakan. Namun, aku ingin menghibur diri dan menyenangkan sahabatku.

Aku katakan pada Razak, bahwa aku punya mimpi yang sederhana. Satu saat nanti, jika ada uang, aku mau pulang bersama isteri dan anak-anakku. Membeli sawah. Membuat empang dibelakang rumah dan sisa menunggu panen ikan mujair tiba.

Hal yang masih sulit aku wujudkan. Tinggal di kota masih menjadi pilihan dengan segala hingar bingarnya yang seakan memasung kita. Bukan soal, tinggal di kawasan kumuh, rumah kontrakan dan sumpek. Asalkan tinggal di kota. Masih saja ada yang suka. Termasuk aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun