Mohon tunggu...
Beina Prafantya
Beina Prafantya Mohon Tunggu... Guru - Editor, Penggiat Pendidikan, Istri, Ibu Satu Anak

Saya mencintai dunia pendidikan dan pengembangannya, tertarik dengan dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Itu Pedati, Merpati, atau Sejati?

25 November 2022   13:32 Diperbarui: 27 November 2022   15:35 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ini faktual? Mari kita merenung masing-masing saja. Siapa pun boleh berasumsi, saya tidak berwenang mengkritisi.  

Merpati, hewan lagi. Bedanya, ia adalah burung yang akan menyambangi ketika tersedia pakan yang menarik hati, menggugah selera diri. 

Ketertarikan itu timbul karena materi, bukan atas keinginan untuk mengabdi. Jika bicara analogi, ayo kita merenung lagi. Sekali lagi, saya tidak berhak untuk mengintervensi hak siapa pun untuk beropini.

Sejati, tentu bukan hewan. Ia berkategori kata sifat alias adjektiva yang berarti tulen atau asli. Kesejatian pada guru adalah ia yang bersungguh-sungguh memilih profesi ini. 

Ia akan mengerahkan seluruh pikiran dan energi untuk bekerja dengan hati seperti kata Ibu Angi Siti Anggari, Teaching is the Work of Heart. 

Beliau bilang, guru adalah pekerjaan hati, bukan melulu perihal kompetensi. Butuh dedikasi tinggi untuk sebuah kualitas. Jika ini yang kita tuju, otomatis energi dan pikiran akan tercurah begitu saja.

Saya guru. Lalu, bagaimana? Pedati, merpati, atau sejati? Saya lagi-lagi tidak tahu. Saya boleh memilih salah satu, orang lain boleh setuju ataupun ragu. 

Namun, saya menyadari bahwa menjadi guru memang seperti uji nyali seperti mudah hanya sekadar memberikan materi, tapi terasa ada yang mengganjal di hati manakala wajah siswa tampak ruwet tak terperi.

Maafkan saja ya, Nak! Guru kalian ini memang suka sekali membuat kerusuhan dalam otak kalian. Namun, kalian perlu mengingat bahwa kerusuhan itu akan menjadi sebuah keindahan dalam kehidupan kalian kelak. Ruwet hari ini, sukses dunia akhirat sudah menanti.

Selamat hari guru untuk saya dan teman-teman seprofesi. Semoga konsistensi selalu terjaga untuk tetap menjadi sejati.

My very best teacher who is also my beloved Father, Bapak Sjafrie,  this writing is dedicated to you.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun