Di Semanggi, Colow disosialisasikan, diatur jam buka tutupnya dan dibuat aturan dengan memberi pembatas di sepanjang jalur sejak start hingga finish.Â
Praktik di Pantura, Colow dilakukan seperti tanpa aturan. Tidak ada pemberitahuan di mana boleh start dan finish, tak ada rambu-rambu dan pembatas jalan di sepanjang jalan Colow. Akibatnya kendaraan baik bus, truk tangki, box maupun pribadi, atau sepeda motor bebas masuk dan bebas keluar jalur. Tak ada start dan finish. Bonek akhirnya terjadi di sepanjang jalur. Tidak ada pembatas jalan di sepanjang jalur Colow kecuali hanya di beberapa titik di Kota Tegal dan depan alun-alun Brebes (itu pun bukan dimaksudkan untuk Colow).Â
Kendaraan dari Colow keluar jalur dan dari luar masuk ke Colow. Ini sangat Mengganggu aliran arus kendaraan. Akibatnya sudah pasti adalah terjadinya Bonek. Kemacetan pun tak terhindarkan.Â
Saya mencoba memasuki jalur Colow sekitar pukul 22.55 di ruas Kabupaten Tegal. Saya masuk melalui sela pembatas jalan. Saya lihat di belakang berderet bus, di depan juga berderet bus. Saya masuk mengambil ruas paling kiri, satu jalur dan membiarkan jalur kedua untuk arus berlawanan.
Tiba-tiba "wuss!!" Sebuah bus masuk mendahului saya dari arah kanan diikuti sejumlah bus dan mobil pribadi. Sedetik kemudian "jederrr!!" Tanpa diketahui, dari arah berlawanan sebuah bus menghadang.Â
Adu banteng nyaris terjadi: bus vs bus. Untungnya, besi-besi merayap itu bisa mengerem.
Lama sekali mengurainya. Apalagi tak ada polisi di jalan. Saya akhirnya bisa menghindar dan memasuki jalur arteri. Di sepanjang jalan yang padat, saya berulang kali menyaksikan adu banteng nyaris terjadi. Kendaraan sedan dari Colow melakukan manuver mendahului dari sebelah kanan dan menderu lalu "braakk!!" Hampir saja tabrakan. Suara-suara "braakk" "jedeerr" "praangg!!" sudah berada dalam kepala saya. Ngeri betul membayangkannya.
Saya katakan kondisi Colow ini urakan. Nyawa menjadi bahan pertaruhan rekayasa lalu lintas. Andai dua bus itu saling menghantam dan mayat bergelimpangan, siapa yang bertanggung jawab?Â
Satu lagi, akibat kemacetan yang begitu parah, antrean ke SPBU menjadi luar biasa panjang. Satu jalur dikuasai para pengantre BBM ini. Otomatis kemcetan kian menjadi-jadi.
Jika Brexit (Britania Exit) menjadi alasan mundurnya Perdana Menteri Inggris, akankah Tragedi Brexit (Brebes Exit) akan menjadi alasan mundurnya Ignasius Jonan? Hanya Tuhan dan Jonan yang tahu. (habe arifin)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H