Begitu pula dengan Bapak yang juga tidak memberi tempat luas untuk keluarga dandelion kecil ini. Alasannya sederhana, lebih baik untuk menanam sawi. Logis dan bisa kuterima.
Namun, bila kulihat hamparan dandelion di tepi sungai zakai. Alasan Bapak menanam sawi di tepi sungai yang berbatasan dengan areal sawah Bapak pun tak bisa kuterima logikanya.
Adakalanya beramah tamah pada alam dan meluangkan waktu serta tempat untuk bunga-bunga rumput itu tumbuh dan berkembang adalah suatu bentuk penghargaan pada diri sendiri dan lingkungan. Sementara Bapakku berpikir lebih ekonomis dan praktis.Â
Tak ada yang salah antara pemikiranku dan Bapak. Entah, apakah kelak akan kujumpai juga Banyak Dandelion atau keluarganya di Tepi-tepi sungai, di taman-taman atau sekedar tumbuh di sekitar pekarangan, dan tepian jalan. Sehingga, akan ada banyak cerita tentang Dandelion dan keluarga besarnya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H