2 tahun telah berlalu, aku dan Gaydmark masih menjalani hubungan. Ya, benar. Aku dan Gaydmark telah 2 tahun berpacaran. Selama berpacaran, banyak sekali masalah yang kami hadapi bersama. Bahkan, momen-momen indah hampir tidak ada lagi di dalam hubungan kami berdua. Aku mencoba membicarakan hal ini kepada Gaydmark, karena aku merasa bahwa hubungan kami sekarang terasa sangat berbeda, tidak seperti dulu.
   " Kamu sadar ga? kalau hubungan kita sekarang udah ga kaya dulu? " tanya ku kepada Gaydmark
  " Iya, aku sadar. " ucap Gaydmark
  " Kamu kenapa? kamu udah engga mau sama aku ya? kamu udah nemu orang baru? " tanya ku lagi
   " Kamu ngomong apasih? aku engga ada ngapa-ngapain loh. Gausah egois jadi orang, bisa? " ucap Gaydmark
Jlebb.. di detik itu juga aku menangis sejadi-jadinya. Tetapi aku sangat menyayangi Gaydmark, pacarku. Aku mencoba untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan kami berdua.
   " Aku minta maaf sama kamu kalau aku ada salah, maafin aku kalau aku banyak kurangnya, aku engga mau tengkar sama kamu. Aku mau kita baikan. " ucapku kepada Gaydmark
   " Ya. Sudah, gausah minta maaf. " kata Gaydmark
  Hari demi hari, hubungan aku dan Gaydmark semakin renggang, tidak seperti dulu. Dulu aku sangat bahagia menjalani hubungan dengan pacarku, Gaydmark. Banyak momen-momen indah yang telah kami lakukan bersama yang dimana sekarang aku hampir tidak pernah merasakan momen indah bersamanya lagi.
  Malam hari pun tiba, tepat pada pukul 21.00 ponselku berdering. Aku meraih ponselku dan mengangkat telepon yang ternyata telepon tersebut merupakan telepon dari Albert, teman Gaydmark.
   " Chellie, aku mau tanya sama kamu. Kamu masih sadar kan? Kamu ga halu kan? " tanya Albert