Mohon tunggu...
Gita Pratiwi
Gita Pratiwi Mohon Tunggu... -

bahagia dan membahagiakan.\r\nmirip pegadaian lah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan (2)

5 Mei 2011   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Sekarang telepon Andra, dia temennya kan?" aku mengangguk.

"Tapi aku masih sebal sama Andra."

"Ah cuma nanya tentang orang itu doang kok"

Aku memanggil nama Andra di ponselku, terdengar nada sambung dan dia memutusnya. Aku mengulangnya, Andra memutus, sekali lagi hingga berkali-kali ia lagi-lagi menolak panggilanku.

Ra dengan kesal merebut ponselku dan mengetik SMS buat Andra. Belum selesai ia ketik, ponselku berdering, dan Ra membukanya.

Be,lg rapat nih. Siang andra tunggu d perpus kampus. .
Sender: andra

"Ini saat yang tepat, Be." kata Ra.

"Buat apa?"

"Buat mutusin Andra."

"HAH? Gila kamu, aku sama Andra udah deket banget, aku ga mau ah pisah!"

"Be, yang gila tuh kamu! Dia itu jelas-jelas gak peduli lagi sama kamu, kamu mertahanin apa sih? Puisi-puisi picisannya itu? Kamu bisa dapet yang lebih baik daripada penyair ga punya masa depan kayak dia, kamu novelis!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun