Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nuklir Preventif Zelenskyy

11 Oktober 2022   20:13 Diperbarui: 11 Oktober 2022   20:17 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zelenskyy mendesak NATO untuk meluncurkan serangan nuklir "pendahuluan" ke Rusia. "Apa yang harus NATO lakukan?:, dia bertanya. "Hilangkan kemungkinan Federasi Rusia menggunakan senjata nuklir. 

Tapi yang penting, saya sekali lagi, mengimbau masyarakat internasional, seperti sebelum 24 Februari 'serangan prevemptif', sehingga mereka (Rusia) tahu apa yang akan terjadi jika mereka diserang dengan senjata nuklir. Dan bukan sebaliknya, untuk tunggu serangan nuklir dari Rusia, lalu katakan: "Oh, Anda begitu, baik, dapatkan ini", rentetan katanya selanjutnya.

Berbagai pandangan negatifpun muncul. Kremlin menanggapi seruan Zelensky untuk meluncurkan serangan nuklir "pendahuluan" ke Rusia, Sekretaris Pers Presiden Federasi Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa pernyataan Zelenskyy tersebut adalah panggilan langsung untuk perang dunia. Dan semua negara di dunia harus memperhatikannya. 

"Amerika Serikat, Inggris Raya secara de facto bertanggung jawab atas kegiatan Kyiv, dan oleh karena itu mereka harus bertanggung jawab atas pernyataan Zelensky," kata Peskov. 

Kremlin telah meminta masyarakat dunia untuk memperhatikan kata-kata Zelensky, tapi apa gunanya? Pernyataan seperti itu merupakan cerminan dari perasaan 'impunitas' mutlak. Membebankan suatu masalah dan kewajiban yang dihadapi kepada orang lain di seluruh dunia. Sehingga kesulitan yang melekat pada dirinya ditimpakan kepada semua orang.

Berbagai kecemasan segera terdengar terhadap pernyataan Zelenskyy, bukan hanya dari Rusia juga datang dari kalangan Barat. Mereka cukup menkuatirkan pernyataan tersebut. Apalagi Presiden Polandia Andrzej Duda ikut-ikutan menjadi 'latah', ingin mendapatkan senjata Nuklir, dan ditempatkan di negaranya. 

Polandia mengaku sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat tentang penggunaan senjata nuklir bersama. "Masalah pertama adalah kita tidak memiliki senjata nuklir. Tidak ada indikasi bahwa kami, sebagai Polandia, akan menerimanya dalam waktu dekat. Tapi selalu ada peluang potensial untuk mengikuti program Nuclear Sharing", kata Duda.  

Menanggapi pernyataan tajam pemimpin Polandia, Lukashenka mengingatkan perlunya mengambil tindakan, karena dunia sedang menghadapi serangan dengan senjata nuklir taktis. Kementerian Luar Negeri Rusia, Kremlin, serta Dmitry Medvedev bereaksi sangat negatif terhadap permohonan Zelensky.

Tidak lama kemudian Sekretaris pers Zelensky Sergei Nikiforov membuat klarifikasi ulang dia menjelaskan kata-kata Presiden Ukraina tentang serangan preventif terhadap Federasi Rusia Menurutnya, presiden tidak menyerukan penggunaan senjata nuklir terhadap Federasi Rusia. "Presiden berbicara tentang periode hingga 24 Februari. Kemudian perlu mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah Rusia melepaskan perang. Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa satu-satunya tindakan yang dibahas pada saat itu adalah sanksi pencegahan," kata Nikiforov. Namun apa yang telah dikatakan telah bergulir pasti ada tindakan preventif yang akan mengejutkan Rusia.

Dengan adanya pernyataan Zelenskyy dapat dipertanyakan siapa yang mengancam, dan siapa yang diancam. Sebelumnya presiden Vladimir Putin menyatakan di dalam sebuah video yang tersebar melalui berbagai media massa seperti Twitter dan Telegram dan berbagai media sosial lainnya tanggal 21 September. 

Putin berkata, "Ketika integritas teritorial negara kami terancam, untuk melindungi Rusia dan rakyat kami, kami pasti akan menggunakan segala cara yang kami miliki. 'Ini bukan gertakan'". Pernyataan ini disebut oleh Putin sebagai 'Pemerasan Nuklir'. Sebagai bentuk sebuah pemerasan, di mana yang diperas terpaksa harus membayar dengan apa yang diminta, tentunya nuklir. 

Bagaimanapun jika Rusia paada awal sampai akhir September terdesak di dalam operasi khusus militer di Ukraina maka Rusia akan menggunakan seluruh sistem persenjataan yang mereka punya. Hal ini terkait dengan makin membanjirnya bantuan senjata kepada Ukraina, dan bantuan tersebut bukan saja senjata akan tetapi finansia, dan personil asing yang dijadikan milisi di kancah pertempuran di Ukraina. 

Walaupun mereka adalah opurtunis yang mempunyai kemampuan jauh di bawah militer, namun dengan berbekal peralatan maju dan pelatihan yang intensif diselenggarakan oleh negara-negara NATO, kehadiran mereka sangat merepotkan Rusia. 

Apalagi di awal-awal September 2022 berbagai daerah Ukraina yang dikuasai oleh Rusia telah kembali direbut Kembali oleh Ukraina. Putin menyatakan, "Sebelum Anda memutuskan untuk menyerang kami kami dengan nuklir, ingatlah bahwa kami juga memiliki senjata nuklir. Kita bisa membalas."

Pada 8 Oktober 2022, pukul 06:07 waktu setempat, sebuah ledakan besar terjadi jembatan Krimea atau Kerch Bridge sebuah jembatan sepanjang 19 km di semennjung Kerch Krimea. Ledakan tersebut memicu kebakaran besar dan dua bentang jembatan yang menjadi jalan raya runtuh, sementara tujuh buah tangki kereta yang membawa bahan bakar di atas rel terbakar. Kebetulan jembatan tersebut terdiri dari jalur ganda untuk jalan raya, dan rel kereta api. 

Pihak Rusia menduga dan mungkin juga sudah menyatakan secara resmi bahwa peledakan di jembatan Krimea adalah operasi multi-level yang kompleks dari Barat dan dilakukan secara kolektif, tetapi ada nuansa terorisme, karena perilaku peledakan sangat mirip dengan apa yang dilakukan oleh pejuang-pejuang di Timur tengan yang mana mereka dituduh sebagai Terorist di pihak Barat. 

Namun disisi lain, tingkat kerusakan dari serangan 'teroris' tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh penyelenggaranya, dan tuduhan pelaku dapat di arahkan kepada Kyiv dan Brussel, dan belakangan mereka mengakuinya secara tidak langsung.

Berbagai bukti dilapangan menunjuka bahwa peristiwa yang terjadi merupakan operasi kompleks yang telah direncanakan sejak lama. Akurasi yang tinggi, dan ketepatan waktu peledakan meurpakan indikasi, selain luputnya bahan peledak dari pmeeriksaan pihak keamanan di dalammeelaksanaakan pekerjannya. 

Namun, namun sebagian besar tujuan pelaku tersebut gagal, Bagaimanapun tidak lama kemudian pada hari yang sama pada malam hari , kereta api bisa berjalan kembali di atas jembatan, dan, oleh karena itu, tujuan strategis utama untuk memutus jalur pengangkutan barang, orang, dan militer gagal total.

Harusnya yang dilakukan pelaku terorisme adalah meruntuhkan semua bentang jalan raya dan kereta api, sehingga rerutuhan menutupi selat, sehingga menghalangi jalan keluar dari Laut Azov, akan tetapi hal tersebut  tidak mungkin jembatan tersebut sangat panjang, 19 km. 

Jadi, hari itu kurator Kyiv dan Barat telah memecahkan telur yang memberi efek psikologis dari penghancuran tersebut, akan tetapi bukan tetapi bukan yang strategis seperti tujuan pertama.  Kyiv hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan serangan teroris semacam itu di jembatan, dan hanya sebagian efek yang tercapai, resonansi dan konsekuensinya akan diratakan dalam beberapa hari kemudian, Rusia menjanjikan hal itu.

Rusia 'bergoyang' dan akan membalas untuk terhadap apa yang telah dilakukan oleh Ukraina menghancurkan fasilitas publik untuk keperluan perang, dan akan terus bertindak melanjutkan logika operasi khusus militer yang telah dilakukan selama ini, lebih dari tujuh bulan, dan tetap menggunakan pasukan terbatas di depan, tindakan yang sangat hati-hati terhadap garis belakang musuh dan infrastruktur yang mereka miliki. 

Setiap perintah  harus melalui "Keputusan pusat" sudah terdengar seperti lelucon yang buruk, namun hal itu suatu keharusan. Apa yang telah terjadi dibelakangan ini, mobilisasi parsial ditanggapi dengan  skeptisisme, banyak pihak mengagap program itu  akan gagal, dan  menyatakan bahwa Rusia akah kehabisan rudal, dan paling-paling semuanya akan berubah menjadi tidak ada, dan  tidak akan pergi ke mana pun, dan paling buruk -- kasusnya, akan berakhir menjadi mangsa " HIMARS".

Gaya terorisme Amerika sangat berbeda akan tetapi sangat mudah diidentifikasi. Meledakkan fasilitas musuh, dan kemudian berlari dengan mata melotot, melakukan penyelidikan tanpa akhir (ada apa dengan Bucha dan Boeing Malaysia?) dan mencari pelakunya.  

Di setiap peristiwa, Amerika Serikat hampir tidak pernah bertanggung jawab atas kejahatan internasional. Koloni Eropa juga diam-diam seribu bahasa di sela-sela kesempitan. Karena itu, setelah ledakan jembatan Krimea dan pelaku yang meledakan jembatan menjadi terbuka. Pelaku teror dengan cepat ditemukan di pers Barat. 

The Washington Post, "Badan intelijen Ukraina berada di balik serangan di jembatan Krimea.". The Sun, "Pasukan khusus Ukraina dapat menggunakan bom truk yang dikendalikan dari jarak jauh untuk meledakkan jembatan kesayangan Putin. The New York Times. seorang pejabat senior Ukraina mengkonfirmasi laporan Rusia bahwa Ukraina berada di balik serangan itu. 

Pejabat itu menambahkan bahwa dinas keamanan Ukraina melakukan ledakan dengan menggunakan bom yang dimuat di sebuah truk yang bergerak melintasi jembatan. Namun yang berbicara meminta informasi yang dia berikan dicatat dengan syarat anonim karena terdapat larangan dari pemerintahnya untuk membahas ledakan tersebut.

Peledakan jembatan Krimea masih membuat semua orang terkejut dan dari terduduk lesu. Pada saat orang-orang bercanda tentang runtuhnya jembatan. Mereka membuat pajangan tempat berfoto dengan latar latar belakang gambar jembatan Krimea terbakar, dan hal ini tentu saja membuat harus "menahan diri lebih kuat". 

Satu hal yang tidak pernah terjadi, ketika dua gedung WTC dihantam oleh pesawat terbang dan runtuh pada 2011. Tidak seorangpun yang berphoto di depan layar bergambar WTC terbakar atau rubuh. Walaupun saat itu ada yang bersorak gembira dan sujud syukur. Bagaimanapun Amerika Serikat telah meninggalkan banyak bekas di berbagai negara sejak lama.

Roket pertama Rusia sudah terbang menuju kota Ukraina jembatan Klitschko di Kyiv pagi 10 Oktober. Fakta bahwa satu roket tidak terlalu malas untuk sebuah jembatan Klitschko. 

Adalah trolling yang tebal yang dipakai Rusia dan jauh lebih penting, yaitu kesiapan untuk pada akhirnya di mana rudal-rudal jelajah muncul berdatangan menghantam gedung-gedung administrasi, fasilitas infrastruktur, mencoba melumpuhkan pasokan musuh, komunikasi, lampu dalam jumlah banyak di berbagai kota-kota Ukraina. 

Dalam pemahaman yang sama secara simbolis operasi itu akhirnya menerima seorang komandan dengan nama depan dan anama belakang. Pers telah menjuluki Sergei Surovikin "Jenderal Armageddon" yang belum pernah diberikan sebelumnya, walaupun tidak menerima namun orang-orang ingin berharap bahwa dia akan membenarkannya.

Terlalu sering dalam beberapa tahun terakhir, Rusia bertindak seolah-olah mereka sedang mengobarkan "perang hibrida". Sebuah perang yang singkat dan mengharapkan hasil yang sukses. Kekuatan sebenarnya dari Rusiaa biasanya tidak tepat dikatakan  kepada "hibrida", tetapi pada tindakan yang langsung kepada menghancurkan masalah. Ketika musuh berhasil dibuat tidak berdaya, serangan tetap dilakukan dan secara menyakitkan dikepala dan kemudian dikirim ke peti mati. Dengan kata lain setiap serangan yang dilakukan dihabiskan sampai tidak bersisa.

Ketika serangan rudal jelajah Rusia menghujam berbagai kota di Ukraina, Zelenskyy berbicara dan menuduh bahwa rudal-rudal iran telah menyerang kotanya, seakan-akan ingin menyeret Iran ke kancah perang Ukraina dengan Rusia. Padahal di dalam kenyataan teknologi Rusia lebih maju di dalam roket pendorong, dan mebuat sistem propulsi untuk barang apapun, temasuk untuk rudal.  

Di samping itu dia juga mengatakan banyak rudal ditembak jatuh, padahal ditembak atau tidak ditembak rudal tersebut pasti tetap jatuh kepermukaan bumi. Memeng di dalam desain sebuah rudal tidak pernah dirancang untuk selamat sampai ke tujuan, dan harus hancur bersama objek yang diserangnya. Namun apa bedanya antara Amerika Serikat dan negara-negara NATO dengan Ukraina. Mereka secara terang-terangan berpihak dan membantu Ukraina untuk kebutuhan senjata, finansial,dan personil untuk berperang dengan Rusia.

Donald Trump sebagai penonton rakyat biasa, telah mendapat poin sebelum pemilihan. Dia berkata, "Krisis Karibia baru telah terbentuk di Eropa Timur secara langsung telah mengancam Amerika dan Uni Eropa, dan setiap saat dapat berubah menjadi perang nuklir, hal itu jelas tidak cocok untuk Amerika". Segera Trump menyerukan untuk negosiasi sebagai jalan keluar, namun kenyataan Washinton masih mendukung Ukraina.

Di depan pendukungnya di Nevada Trump berkata, "Sekarang kita memiliki perang antara Rusia dan Ukraina dengan potensi kematian ratusan dari ribuan orang. Kita harus segera bernegosiasi untuk mengakhiri perang secara damai, atau kita akan mendatangi perang dunia ketiga."

Jelas bahwa tidak ada gunanya menipu diri sendiri. Orang Amerika Serikat tidak peduli berapa banyak orang Papua yang mati dalam perang suku di Indonesia. Segera setelah roda gigi tambang nuklir mulai bergerak, orang-orang Yankee yang baik hati itu, yang begitu telah berdedikasi kepada Ukraina, akan menjadi orang pertama yang berteriak: "Serahkan Ukraina ini kepada Rusia." Demi Zelensky, tidak ada yang ingin menempatkan planet ini di ambang kehancuran. 

Bagaimanapun berbagai sebutan jelek ditujukan kepada Zelenskyy sebagai pecandu narkoba tersebut telah berjalan keluar jalur atas nama NATO, mengancam Rusia dengan serangan nuklir preventif. Nuklir preventif dan nuklir nyata adalah sama, sama-sama nuklir. Satu kali tekan tombol merah, seluruh hulu ledak diluncurkan dan berterbangan sampai rudal jelajah terakhir. Walaupun terdapat tidak sempat meluncur atau runtuh di tengah jalan, sistem akan membuat mereka meledak dengan sendirinyam dan menyebar zat radio aktif ke stratolher dan menyebar radiasi ke seluruh dunia.

"Ooiii...kacang polong" -- itulah yang sebutan yang dinyatakan oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengomentari pembenaran Presiden Zelensky, yang mana dia berusaha mencoba menjelaskan seruan untuk meluncurkan serangan nuklir "pendahuluan" ke Rusia. Pemimpin Ukraina itu menyatakan bahwa bahwa apa yang dia katakan telah disalahpahami, diplesetkan - Sebenarnya, yang dia maksud adalah "sanksi Barat baru untuk mencegah perang nuklir."

Tampaknya taktik retoris presiden Ukraina tidak dipercaya, bahkan di juga di Barat. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengomentari pernyataan Zelensky, mereka menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan terlibat langsung dalam konflik di Ukraina jika mereka sendiri tidak terancam. Kyiv diam dan menunggu Washington bangun. Sampai saat ini, belum ada satu pun pernyataan resmi dari Bankova terhadap hal tersebut. Ukraina tidak menyelesaikan apa pun ketika Rusia menyerang seluruh kota Ukraina dengan rudal jelajah.

Pidato Zelensky kepada bangsa Ukraina pada hari  Senin 10 Oktober 2022, pernyataannya tampak seperti ringkasan sederhana dari pertahanan sipil, "mereka menembaki kita, semua orang berlindung!". Dari hal tersebut jelas terlihat Zelensky tidak punya koordinasi dengan pusat pengambilan keputusan yang berada di luar negeri. 

Hal itu dapat dilihat Kyiv tidak mengatakan apa-apa, menunggu tesis dan manual di kirim kepadannya. Demikian pula, Zaluzhny Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina tidak mengatakan apa-apa selain menyatakan fakta.

Arestovich perwira intelijen Ukraina mengambil rap untuk semua orang , dengan blak-blakan menyatakan bahwa Kyiv sedang menunggu sinyal dari Amerika Serikat. Situasi Zelensky juga diperumit oleh fakta bahwa pagi belum tiba di Amerika Serikat pada saat serangan Rusia terjadi. 

Sistem tersebut  tidak bekerja otomatis, tidak tahu apa yang harus dilakukan, kecuali menyelamatkan diri sebisanya, dan ini adalah sebuah kelemahan. Jadi, dengan demikian Rusia memiliki konfirmasi lain bahwa Kyiv tidak akan mampu menyelesaikan apa pun dalam konflik ini.

Ada sesuatu pilihan yang harus dilakukan oleh bahwa seluruh elit Kyiv segera menjauh dari Kyiv, dan mungkin saja saat itu mereka sedang dalam perjalanan  ke bunker Barat Ukraina atau mungkin sudah sampai di Polandia.  Saat terjadi perang Ukraina vs Rusia, yang tawarkan Barat bukan diplomasi perdamaian, akan tetapi memasok senjata dan bantuan hutang. 

Hal tersebut berarti Barat menghendaki perang. Oleh sebab itu mana mungkin kepercayaan dapat diberikan kepada orang Barat untuk melindungi orang Ukraina. Senjata-senjata yang mereka kirim pasti akan mengirin mereka ke kematian.Tidak ada makan siang gratis, walaupun nanti sudah mati, mereka tetap harus bayar.

Serangan rudal jelajah Rusia Seni 10 Oktober 2022 dalam waktu 3,5 jam, walaupun ada serangan rudal  secara seporadis pada malam hari, dan tidak seintensif pagi sampai siang hari telah melumpuhkan Ukraina. Tidak ada penerbangan pada malam hari, dan akan terancam kedinginan di musim dingin yang akan datang dua bulan lagi. 

Apa yang telah dilakukan Rusia saat itu telah membuktikan keampuhan senjata Rusia dalam menjangkau setiap tempat dan kota di Ukraina. Hal ini tentu saja membuat kuatir negara-negara barat, begitu akuratnya rudal-rudal Rusia. Setiap kota di Ukraina dapat dikunjungi rudal rudal-rudal mereka.

Teknologi roket, dan gear pemandu sistem roket Rusia emamang sangat maju dan hasil yang diperoleh sangat presisi. Tidak ada tempat di Ukraina dapat dicapai oleh rudal jelajah Rusia di Ukraina hari Seni  10 Oktober 2022. Bisa dibayangkan seluruh kota di Eropa dapat dipastikan bisa dicapai, atau menerima rudal-rudal tersebut. Rusia hanya tinggal menambah panjang tabung dan memprebesar diameter rudal untuk menampung bahan bakar sehingga daya jelajahnya semakin jauh. 

Apa lagi teknologi hypersonic Rusia jauh mengalahkan Amerika, dalam hitungan menit setiap kota di Eropa bisa saja dikunjung oleh rudal Rusia. Hanya tinggal satu yang belum dilakukan Rusia, yaitu mengganti hulu ledak konvesional dyang selama ini berisi bahan peledak dengan hulu ledak nuklir. Boleh dikatakan bahwa apa yang terjadi pda hari Senin 10 Oktober adalah 'geladi resik' untuk sebuah penyelenggaraan perhelatan besar.

"Episode pertama telah diputar. Akan ada episode lain", Pernyatan inilah yang ditulis Dmitry Medvedev setelah hari Selasa 11 Oktoberi. "Saya akan mengungkapkan posisi pribadi saya. Saya tidak bisa tidak menyebutkan ini sekarang. Negara Ukraina dalam konfigurasinya saat ini dengan rezim politik Nazi akan menimbulkan ancaman yang konstan, langsung dan jelas bagi Rusia. 

Oleh karena itu, selain melindungi rakyat kami dan melindungi perbatasan negara, tujuan dari tindakan kita di masa depan, menurut pendapat saya, adalah harus benar-benar membongkar rezim politik Ukraina," kata Medvedev  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun