Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Minyak Goreng

2 Mei 2022   19:13 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:26 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prokyeksi kepentingan sosial atau kepentingan jangka panjang tidak akan  menjadi pilihan mereka. Jika produksi suatu produk terkendala di suatu wilayah atau engara, lebih baik mereka memilih dan  mengembangkan lahan baru di tempat atau di negara lain. Tentu saja dengan bahan baku yang lebih kompetitif sesuai dengan kebutuhan pasar ketimbang kelapa sawit yang telah dibanned oleh Uni Eropa sejak awal 2020.

Pelarangan ekspor minyak goreng oleh pemerintah Indonesia sebenarnya memberikan respek positif masyarakat internasional, khususnya dari masyarakat Eropa.  Dengan adanya banned ini tentu saja jumlah produksi CPO dan minyak goreng akan berkurang. Sehingga ekspansi kebun kelapa sawit Indonesia menjadi terhalang, dan anggapan mereka terhadap efek dari deforestisasi bisa terpenuhi. Hutan-hutan hujan beralih fungsi ke kekebun kelapa sawit bisa berkurang. 

Namun sebenarnya, apakah minyak nabati berasal dari kelapa sawit, bunga matahari, kacang kedele, jagung, dan sumber-sumber lain mempunyai dampak terhadap peralahinan fungsi lahan yang berbeda? Dampak terhadap pemakaian lahan untuk dikonversi untuk perkebunan tanaman industri tersebut pasti sama.. Luas lahan yang akan dipakai akan berjumlah sama, karena secara kuantitatif sinar matahari yang diterima adalah sama. 

Satu-satunya perbedaan adalah lamanya matahari menyinari permukaan bumi pada perioda tertentu dalam satu tahun. Indonesia lebih unggul karena mendapat intensitas matahari yang sama hampir seluruh bulan dalam setahun. 

Sehingga tidak pembagian musim dalam satu tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaranangan pengembangan industri kelapa sawit lebih disebabkan oleh kepentingan bisnis dari pada aspek lingkungan. Kebetulun saja isu pemasan global, dan perubahan iklim menjandi isu sentral pada decade terakhir ini, dan salah satunya adalah dinyatakan peralihan fungsi hutan menjadi perkebunan industri kelapa sawit.

Ketika pemerintah Indonesia menyatakan membanned ekspor minyak goreng dan seluruh produk kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir, tidak satupun pemerintah dari negara-negara di luar negeri sampai saat ini (2 Mei 2022) memberikan protes atau reaksi. Mereka menganggap hal tersebut adalah biasa dan masalah tersebut adalah masalah dalam negeri Indonesia. 

Walaupun mereka mengalami masalah terhadap kesediaan bahan pangan khususnya minyak goreng di pasar mereka, tidak ada gejolak sama sekali, dan usaha-usaha untuk memenuhi pasokan minyak goreng tersebut. Kecuali  beberapa surat kabar global memberitakan dan sedikit memberitakan clue, yaitu terdapat dampak ketersediaan bahan pangan global,  dan kekacauan terhadap pasokan minyak goreng ke pasar. 

Mall-mall  di luar negeri membatasi pembelian minyak goreng dalam dalam jumlah terbatas, dan mulai tidak tersedianya minyak goreng di rak-rak penjualan mereka. Namun tidak ada protes yang terjadi dalam skala besar seperti yang terjadi di Indonesia. Mungkin mereka masih menganggap konsumsi minyak goreng adalah tidak baik bagi kesehatan, dan lebih baik tidak mengkonsumsi minyak goreng sama sekali. Sehingga tidak perlu diributkan terhadap kelangkaan minyak goreng di pasar. Mereka lebih memilih kehilangan kelezatan masukan di meja makan.

Terkait dengan minyak goreng, membuat krisis di dapur tidak sampai menjadi kemarahaan di meja makan. Tidak seorangpun bisa bantah bahwa minyak goreng memberikan kelezatan terhadap makanan yang akan dimakan.  

Dengan adanya minyak gorengm setiap masakan akan terasa lebih enak, dan merangsang nafsu makan. Namun dengan berkurangnya konsumsi minyak goreng tentu lebih baik untuk kesehatan. Walaupun cara pengolahan, pembuatah makanan sangat mudah dibandingkan proses pengolahan lainnya. Namun disisi lain kelangkaan minyak goreng sedikit banyaknya akan mempengaruhi kehidupan siapapun juga. 

Biaya hidup menjadi lebih besar, dan ketidak adanya bahan makanan alternatif yang memenuhi selera setiap orang. Demikian juga dengan UMKM dan dunia usaha terkait dengan industri makanan. Kelangkaan minyak goreng tidak baik disektor bisnis dan dunia usaha. Harga-harga menjadi lebih mahal, dan hanya sedikit orang yang mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun