IB :"Ooh sama"
Ibu disampingnya hanya mengangguk namun dari sorot matanya terlihat dia sedang tersenyum.
Si ibu bertongkat bertanya lagi :"Sama siapa?"
Ibu itu menjawab :"Sama suami". Sambil menunjuk ke arah suaminya.
Beberapa menit kemudian si ibu bertongkat berkata lagi dengan lirih, "kalau saya sendirian, saya di rumah juga tinggal sendiri, tidak punya anak, terkadang sedih, apalagi ketika saya harus bolak balik rumah sakit."Â
Suaranya parau tampak raut kesedihan, namun tak lama si ibu bertongkat kembali tersenyum. "Tapi ini adalah hidup yang Tuhan berikan pada saya, apapun harus disyukuri dan diterima"
_____
Saya yang dari tadi hanya mendengarkan perbincangan tersebut tanpa berani nimbrung khawatir tidak mampu menahan air mata, merasa terharu dan terenyuh, teringat dengan ibu saya. Terbayang ketika dia sakut hanya berdua dengan bapak yang juga sudah tua. Ibu adalah orang yang kuat walaupun sakit tak ada kata-kata sedikitpun yang memberatkan anak atau suaminya. Dia selalu berusaha mengerjakan sendiri apa yang dia bisa.
________
 Percakapan itu berlanjut. Si ibu bertongkat menoleh pada laki-laki yang duduk di samping saya, rupanya dia butuh pertolongannya. Melihat kondisinya dia berharap laki-laki itu mau membantu si ibu bertongkat untuk berdiri dari tempat duduknya.
"Mas, bolehkah saya minta tolong, nanti saat dipanggil, tolong bantu saya berdiri, kalau jalan bisa tapi kalau berdiri dengan bentuk kursi seperti ini saya kesulitan" katanya.