18
Desember 201
1, esok harinya
,pukul 06.30 sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos II (Cisentor)
.Aku bersama Danu berkeliling melihat pemandangan di sekitar Cikasur
. Menurut ceritaÂ
dulunya pada jaman Belanda akan dibangun sebuah lapangan terbang. Masih terdapat sisa-sisa pondasi landasan dan sisa-sisa bangunan yang sering dipakai untuk mendirikan tenda. Setelah puas melihat-lihat pesona alam di Cikasur kami berdua kembali ke tenda untuk membuat sarapan dan
packingbarang untuk melanjutkan kembali menuju pos II Cisentor (tempat pertemuan
tiga jalur antara jalur Baderan, Situbondo dan jalur Bremi, Probolinggo serta jalur menuju puncak Rengganis dan Argopuro)
.
Pukul 08.00 tim melanjutkan kembali perjalanan menuju pos II Cisentor dan langsung menuju puncak Rengganis dan Argopuro. Pukul 10.30 tim tiba di pos II Cisentor kemudian mendirikan tenda dan mempersiapkan peralatan yang akan dibawa sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak. Medan menuju puncak cukup terjal dan harus melewati tiga belas sabana dan beberapa bukit. Sekitar pukul 11.30 aku, Danu dan Fisik berangkat terlebih dahulu menuju puncak sementara anggota dan calon anggota masih sibuk membuat bivak buatan dariponco (jas hujan). Di perjalanan kami bertiga saling bantu satu sama lain karena medannya yang terjal dan panjang. Sekitar pukul 14.00 akhirnya kami bertiga tiba di puncak Rengganis dengan cuaca berkabut dan disusul oleh anggota Jalawira pukul 14.20.
Setelah istirahat sejenak kami mengadakan upacara di puncak. Ketika menyanyikan lagu Syukur tim meneteskan air mata termasuk aku.Selesai upacara kami mengambil beberapa foto di sana. Pukul 15.30 tim memutuskan untuk kembali menujucampdi pos II Cisentor karena cuaca yang tidak bersahabat dan waktu juga yang sudah agak sore. Pukul 17.15 tim tiba di pos II Cisentor dengan selamat walaupun dalam perjalanan kami diguyur hujan yang lumayan deras. Kami kemudian menuju tenda  untuk membuat makanan dan minuman untuk menghangatkan tubuh kami karena cuaca saat itu dingin sekali hingga tubuh kami menggigil.
19
Desember 2011 pukul 07.00 setelah sarapan pagi t
im kembali melanjutkan perjalanan menuju pos bayangan (Cemoro Lima) sebelum menuju Danau Taman Hidup tempat
campterakhir kami di Pegunungan Argopuro
. Medan yang
kami tempuh sangat terjal, curam serta banyak rumput-rumput yang menjulang tinggi hingga jalur pendakian hampir tertutup dan lagi-lagi kami pun harus melewati banyak sabana dan bukit untuk sampai di Danau Taman Hidup. Pukul 12.30 kami tiba di pos bayangan Cemoro Lima dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kembali menuju Danau Taman Hidup karena medannya
menurun
i bukit dan curam
.Pukul 15.30
setelah berjuang keras melawan rasa lelah t
im akhirnya tiba di
campterakhir pegunungan Argopuro
yaitu Danau Taman Hidup dan segera mendirikan tenda serta menyiapkan makanan sebelum malam tiba.
20
Desember 2011 Pukul 08.00
tim melakukan upacara penutupan Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Jalawira sebelum kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju desa Bremi dan menunggu jemputan b
us di sana. Pukul 11.00 t
im akhirnya tiba dengan selamat di pos pendakian jalur Bremi
. Bus yang kami tunggu akhirnya datang dan kami siap untuk kembali menuju sekret
ariat Jalawira di Surabaya dan tiba di sana malam pukul 20.00
. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan.
21 Desember 2011 Danu memutuskan untuk izin pamit pulang menuju Solo karena dia harus kembali untuk bekerja di salon potong rambut punyanya sendiri.Sekarang tinggal aku sendiri yang meneruskan ekspedisi gunung di jawa timur. 22 Desember 2011 pukul 11.00 ketika sedang asyik-asyiknya tidur tiba-tiba Teguh menbangunkanku untuk mengajak ke tempat penanaman mangrove di daerah Pantai Kenjeran. Dengan modal alat masak dan logistik ala kadarnya kami berdua pun berangkat menuju kesana. Sesampainya di sana kami langsung menuju tempat penanaman mangrove dengan medan yang landai dan lumayan jauh. Sepanjang jalan aku hanya melihat tambak ikan milik warga setempat. Setelah berjalan sekitar satu jam akhirnya kami sampai ke tempat yang dituju. Ternyata tempatnya sangat menarik dan nyaman untuk menghilangkan rasa penat setelah melakukan pendakian yang melelahkan kemarin. Sore harinya kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke sekretariat Jalawira dan istirahat sebelum melakukan pendakian ke gunung Arjuno.
23
Desember 2011 pukul 15.00 tiba-tiba Angga Jemblung mengajak
ku, Devi (kenal ketika di Pasir Putih kemarin) dan temannya
Devi menuju jembatan Suramad
u. Kuusulkan untuk berangkat malam sekitar jam tujuh.
Setelah mala
m yang ditunggu-tunggu datang kami pun berangkat menuju jembatan Suramadu menggunakan sepeda motor dengan lama waktu 45 menit
.Ketika sampai
di sana saya pun terkagum-kagum melihat jembatan Suramadu yang berdiri kokoh dan panjang serta lampu-lampu yang menghiasi jembatan Suramadu. Tak lama kemudian sekitar 15 menit berjalan dari Surabaya kami pun tiba di Pulau Madura dan segera mencari warung minuman untuk istirahat sekalian memandang jembatan Suramadu
. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu ketika sedang asyik-asyiknya ngobrol tiba-tiba
Devi mengajak pulang
. Karena waktu juga sudah menunjukan pukul 23.00
Devi takut kost-kostannya dikunci, kami pun melanjutkan perjalanan pulang dan berpisah dengan
Devi setelah melintasi jembatan Suramadu. Saya dan Angga Jemblung sampai di sekret langsung disambut oleh temanku yang 6 tahun pernah ikut ke
Gunung Argopuro
.Dia
adalahsenior Jalawira angkatan tua
. Malam itu pun
suasana menjadi sangat ramai.
bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya