Mohon tunggu...
Bayu Pratama
Bayu Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja di BPS sejak tahun 2009

ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, Banten

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Beras yang Menuai Polemik

23 November 2018   13:55 Diperbarui: 23 November 2018   15:18 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengapa masih impor?

Surplus 2,85 juta ton ini nantinya akan tersebar, antara lain untuk menutupi kebutuhan rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pedagang, penggilingan, industri hotel, restoran, kafe, serta Perum bulog.

Dengan demikian, pemerintah masih perlu mengantisipasi defisit beras, terutama pada bulan-bulan tertentu saat belum memasuki musim panen. "Jangan sampai berpendapat surplus 2,85 juta ton itu aman," pesan dia.

Luas Panen dan Produksi Padi di Banten

Berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), luas panen padi di Banten periode Januari-September 2018 sebesar 296,88 ribu hektar. Luas panen tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 58,04 ribu hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari dengan luas panen sebesar 14,30 ribu hektar.

Selain menghitung luas panen pada saat pengamatan, survei KSA juga dapat menghitung potensi luas panen hingga tiga bulan ke depan. Berdasarkan hasil survei KSA pengamatan September, potensi luas panen pada bulan Oktober -- Desember masing-masing sebesar 15,02 ribu hektar, 8,50 ribu hektar, dan 11,05 ribu hektar. Dengan demikian total luas panen tahun 2018 sebesar 331,44 ribu hektar.

Produksi padi di Banten periode Januari-September 2018 sebesar 1,44 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara itu potensi produksi padi bulan Oktober -- Desember masing-masing sebesar 69,07 ribu ton, 39,29 ribu ton, dan 50,76 ribu ton dan perkiraan total produksi padi 2018 sebesar 1,60 juta ton dengan rincian tiga Kabupaten dengan produksi padi (GKG) tertinggi di Kabupaten Serang 427,70 ribu ton, Kabupaten Pandeglang 427,40 ribu ton, dan Kabupaten Lebak 370,20 ribu ton. Jika dikonversikan menjadi beras dengan angka konversi GKG ke beras, produksi padi 1,60 juta ton GKG pada tahun 2018 sebesar 908,56 ribu ton beras.

Segala hal yang terkait dengan kebutuhan pangan memang tidak bisa ditunda. Sudah sejak lama kita tahu bahwa pangan adalah kebutuhan primer selain sandang, dan papan. Sejatinya pemerintah terus berupaya untuk mengakomodir urusan kebutuhan pangan rakyatnya.

Di sisi lain, memang Indonesia adalah negara agararis tetapi tidak semua tanah di Indonesia cocok ditanami padi, belum lagi jika variabel cuaca diperhitungkan. Tiga provinsi dengan produksi padi (GKG) tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan produksi masing-masing sebesar 10,54 juta ton ; 9,54 juta ton ; dan 9,51 juta ton masih menjadi lumbung padi nasional.

Berkenaan dengan hal tersebut, hal terkait beras di Indonesia akan selalu menjadi isu hangat ketika ada masalah. Terutama ketika terjadi kelangkaan dan lonjakan harga yang tidak wajar bagi masyarakat.

Kelangkaan gabah yang berdampak pada kelangkaan beras di pasar sering kali menjadi penyebab utama masalah ini. Gabah langka, produksi beras turun. Di sisi lain, permintaan cenderung bertambah seiring bertambahnya penduduk, maka bukan hal yang aneh jika harga naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun