Mohon tunggu...
Bayu Gustomo
Bayu Gustomo Mohon Tunggu... -

Musik, Bola, dan rileks

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Tak Ada Matinya"

28 Februari 2012   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disaksikan oleh ratusan pasang mata, mereka berolahraga siang. Push up 50 kali. Tapi jangan salah walaupun pak Mawan berlaku sebagai pemberi sanksi namun ternyata beliau juga ikut berolahraga. Juga melakukan push up. Alasannya mendasar sih, pak Mawan cuma ingin menunjukkan pada semuanya. "Bahwa akan lebih baik memberi contoh dalam hal apapun melalui tindakan. Bukan cuma perkataan dan teori. Akan lebih bisa diterima bagi yang diberi contoh. Termasuk memberikan hukuman bagi si pelanggar aturan. Maka yang bertindak memberikan hukuman juga harus turut serta memberikan contoh. Percuma bikin teori bertele-tele bila tak tepat sasaran. Sekarang bagi kaum muda yang terpenting adalah praktek bukan teori". Begitu kata beliau ketika berkesempatan mengajar di kelas kami.

Dari semua pasang mata yang menjadi saksi atas peristiwa tersebut tidak ada yang berkomentar. Kecuali, Rika Gope'. Salah satu teman terbaik kami juga. Gemar lagu-lagu dangdut, disaat senggang terkadang dia juga menghibur kami dengan suaranya. Merdu juga. "Kapokmu kapan we Mbah Kung, sesok dibaleni neh ya?" Mbah Kung cuma cengar-cengir saja meladeni sindiran itu, sebab bagaimanapun juga si Gope' tetap teman yang selalu menghibur kami.

Oh iya hampir gue, eh sorry bukan gue tapi saya. Pengen bilang ke Rika Gope', "sekarang aku lagi seneng dengerin Dangdut Koplo, sumpah asik dan enak menikmati musik tersebut". Cerita tentang SMA kita juga bisa kamu baca disini lho....!

.........................................

Terima kasih kawan teman baikku.

Kau membuatku senang, membuat ceria. Sahabat paling sejati selalu...

Selepas menikmati film War Horseyang barusan tadi saya tonton. Kini saya harus dihadapkan lagi pada sesuatu yang menuntut kesabaran. Menunggu. Pekerjaan yang entah sudah berapa ribu tahun disebut sebagai hal yang menjemukan dalam hidup ini. Kesempatan kali ini saya diharuskan untuk kuat menunggu selama tiga jam. Demi unduhan satu film yang belum pernah saya menontonnya. Berjudul Princes Of Persia. Bertema sand of time. Ya butiran waktu.

Waktu adalah bagian terpenting dalam perjalanan hidup setiap manusia. Sebab mungkin adalah satu wadah atau tempat menampung setiap peristiwa-peristiwa. Baik yang manis maupun getir. Waktu pula yang terekam dalam pikiran saya, kalian, dan mereka.

Dari lembaran-lembaran waktu pula, saya ingin bercerita. Tapi akan lebih afdhol jika kita nikmati sebuah gita apik dari GIGI. Berjudul Sahabat. Karena para tokoh dalam cerita ini adalah sahabat-sahabat saya.

"Assalamu'alaikum..."

Salam dari bu Restu sebelum memasuki kelas kami 1C. Setelah jawaban atas salam tersebut kami jawab dengan kompak, "Wa'alaikumsalam....", serta dengan penuh kepercayaan diri. Bahwa dengan menjawab salam tersebut, seakan surga ada di depan mata. Bu Restu memperkenalkan siswa yang baru datang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun