Setiap perjalanan manusia dewasa pastinya pernah dalam kondisi jatuh bangun. Kondisi jatuh bangun dengan segala cerita adalah bagian pembelajaran manusia.
Saat manusia berada dalam kondisi jatuh yaitu ketika mengharapkan penerimaan namun berakhir dengan penolakan.Â
Pada saat menerima penolakan ada reaksi emosi sehingga pesan yang ada sulit dimaknai. Penolakan terjadi pada hubungan sosial. Misalnya seseorang dikucilkan dan dijauhi dari satu kelompok, lingkungan kerja, lingkungan pertemanan bahkan penolakan juga terjadi pada hubungan antar personal seperti kasus percintaan.Â
Dasar penolakan adalah terdapat standar nilai yang berbeda antara dua pihak.Â
Penolakan Pasti Ada
Manusia dengan segala keterbatasannya sebagian besar menetapkan standar nilai terhadap orang di luar dirinya. Terkadang penilaian itu hanya berdasarkan asumsi tanpa melihat realita.Â
Akibatnya ketika memutuskan menolak sesuatu sebagian besar hanya berdasarkan pertimbangan dari satu sudut pandang saja. Dengan demikian penolakan pasti ada  dalam situasi dan kondisi yang tak terduga.
Menghadapi Penolakan
Penolakan bisa hadir kapan saja, maka tugas Kita belajar menghadapi penolakan tanpa harus  menjadi patah arang. Cara terbaik dengan meyakinkan diri bahwa penolakan adalah sarana belajar untuk naik kelas bagi manusia.Â
Namun uaya menerima penolakan tentu tidak terjadi begitu saja. Ada tahapan pembelajaran yang harus dilatih sedikit demi sedikit. Adapun caranya;
1. Sedih Secukupnya
Ketika menerima penolakan emosi yang muncul adalah rasa sedih. Ini adalah respon wajar karena manusia dibekali "rasa" . Namun kesedihan yang ada tidak perlu berlarut-larut.Â
Jika Kita bisa mengendalikan kesedihan maka kondisi sedih yang ada bisa hadir secukupnya. Cara supaya bisa merasakan sedih secukupnya dengan meyakinkan diri, "setelah ini apa yang harus dilakukan?"Â
2. Alihkan Penolakan
Supaya penolakan bisa diterima dengan lapang dada maka tidak ada salahnya mengalihkan pikiran sejenak ke sesuatu yang bisa membuat diri terhibur.
Lebih baik jika pengalihan penolakan bisa Kita alihkan pada kegiatan produktif. Adanya kegiatan paling tidak akan membawa pikiran Kita pada kondisi lain yang secara perlahan bisa menerima penolakan yang ada.Â
Kegiatan produktif bisa dipilih sesuai minat dan hobi Kita. Bisa seharian ada di toko buku, mengambil foto di taman kota, berolahraga di pusat kebugaran, berkumpul dengan teman atau bercengkrama dengan keluarga.Â
3. Intropeksi Diri
Terkadang penolakan yang datang karena standar Kita tidak sesuai dengan standar yang orang lain tetapkan. Jadi tidak ada salahnya menilai kembali standar diri apakah sudah sesuai dengan standar orang lain.
Lebih baik lagi jika standar Kita bisa ada di atas standar orang lain sehingga ada nilai lebih diri dimata orang lain.Â
Buat sebagian orang menilai diri sendiri atau instropeksi diri terkadang membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu Kita perlu rendah hati, kosongkan gelas menjadi setengah untuk bisa menerima saran atau kritikan dari orang lain.Â
4. Kenali Mental Kita
Ambang batas penerimaan penolakan setiap orang berbeda-beda. Yang bisa mengetahui amabang batas tersebut adalah diri Kita sendiri.Â
Kita harus bisa menentukan sejauh mana mental yang Kita miliki bisa diandalkan dalam sebuah pilihan berikut resikonya. Sehingga kalau terjadi penolakan tidak sampai membuat stress berkepanjangan.Â
Terkadang orang hanya melihat hasil tanpa mau lelah berproses. Padahal saat berproses, mental Kita akan teruji terutama ketika menghadapi penolakan. Siapkah mental Kita jika menerima penolakan?
5. Persiapkan Rencana Lain
Ikuti nasihat orang bijak, "Jika Kamu mempunyai rencana, coba buat dua rencana yaitu rencana A dan Rencana B." Jadi ketika Rencana A gagal maka masih ada Rencana B. Â
Rencana B adalah pertolongan pertama yang bisa menjadi pilihan Kita setelah mendapat penolakan. Jika mempunyai rencana B setidaknya diri Kita tidak oleng dan jatuh dalam sedih yang berkepanjangan.
Memandang Penolakan
Sesungguhnya penolakan adalah awal dari sebuah pertumbuhan diri. Belajar menerima penolakan akan memperkaya ketahanan diri untuk berbesar hati.Â
Penolakan bukan akhir dari segalanya. Bahkan penolakan adalah pengetahuan baru yang membuat diri manusia menjadi kaya akan pelajaran kehidupan.
Kesimpulan
Penolakan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Mau Tidak mau dan suka tidak suka penolakan siaga mengintai Kita. Namun jika Kita melihat penolakan sebagai pijakan untuk naik kelas maka penolakan bisa berjalan beriringan dengan penerimaan.
Jadi sudah siapkah Kamu dengan penolakan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H