Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Belajar Menghadapi Penolakan Tanpa Menjadi Patah Semangat

9 Januari 2024   07:01 Diperbarui: 9 Januari 2024   07:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadapi penolakan, sumber: freepik.com

Kita harus bisa menentukan sejauh mana mental yang Kita miliki bisa diandalkan dalam sebuah pilihan berikut resikonya. Sehingga kalau terjadi penolakan tidak sampai membuat stress berkepanjangan. 

Terkadang orang hanya melihat hasil tanpa mau lelah berproses. Padahal saat berproses, mental Kita akan teruji terutama ketika menghadapi penolakan. Siapkah mental Kita jika menerima penolakan?

5. Persiapkan Rencana Lain

Ikuti nasihat orang bijak, "Jika Kamu mempunyai rencana, coba buat dua rencana yaitu rencana A dan Rencana B." Jadi ketika Rencana A gagal maka masih ada Rencana B.  

Rencana B adalah pertolongan pertama yang bisa menjadi pilihan Kita setelah mendapat penolakan. Jika mempunyai rencana B setidaknya diri Kita tidak oleng dan jatuh dalam sedih yang berkepanjangan.

Memandang Penolakan

Sesungguhnya penolakan adalah awal dari sebuah pertumbuhan diri. Belajar menerima penolakan akan memperkaya ketahanan diri untuk berbesar hati. 

Penolakan bukan akhir dari segalanya. Bahkan penolakan adalah pengetahuan baru yang membuat diri manusia menjadi kaya akan pelajaran kehidupan.

Kesimpulan

Penolakan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Mau Tidak mau dan suka tidak suka penolakan siaga mengintai Kita. Namun jika Kita melihat penolakan sebagai pijakan untuk naik kelas maka penolakan bisa berjalan beriringan dengan penerimaan.

Jadi sudah siapkah Kamu dengan penolakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun