Kudus merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal dengan wisata religinya. Hal ini ditandai dengan terdapatnya "petilasan" walisongo berupa Makam serta Menara Masjid Sunan Kudus dan Sunan Muria.
Banyaknya pondok pesantren yang menyebar di Kabupaten Kudus pada akhirnya menjadikan Kota Kudus terkenal sebagai Kota Santri. Para Santri banyak yang mondok dan belajar mendalami ilmu Agama Islam serta mengaji kitab dan menghafal Al-Quran.
Salah satu petilasan yang paling sering dikunjungi dan menjadi destinasi wisata adalah Menara Kudus. Arsitektur Menara Kudus merupakan akulturasi budaya Hindu Islam. Tidak hanya pada bangunan ibadah saja, peninggalan agama Hindu juga terdapat pada kuliner.
Soto Kerbau, Sate Kerbau dan Pindang Kerbau adalah kuliner yang terkenal berasal dari Kudus. Menurut sejarah umat Hindu tidak mengkonsumsi hewan Sapi sehubungan dengan kepercayaan. Sebagai pengganti protein maka digunakan daging kerbau untuk dikonsumsi.
Seiring meredanya situasi dari pandemi Covid 19, semua daerah di Indonesia mulai berbenah menggerakkan roda perekonomian. Salah satu sektor penggerak perekonomian adalah pariwisata. Sektor pariwisata dengan berbagai programnya terus dipromosikan untuk dapat menarik kunjungan wisatawan.
Kudus On The Spot Famtrip 2023
Pada tanggal 16 - 17 Maret 2023, Saya bersama Koteka dan Semarkutigakom menghadiri kegiatan yang diprakarsai Dinas Budaya Pariwisata Kudus yaitu Kudus On The Spot Famtrip 2023 di HOM Hotel Kudus by Horison.
Kegiatan ini juga diikuti beberapa pejabat BPPD Jawa Tengah dan pejabat Kabupaten Kudus. Tak ketinggalan juga terdapat beberapa jurnalis media online dan cetak, konten kreator, youtuber, perwakilan mahasiswa serta perwakilan pelajar sekolah menengah baik dari dalam maupun luar Kabupaten Kudus. Â
Acara dimulai pada tanggal 16 Maret pada jam 15.00 wib, Â dengan terlebih dahulu melihat pertunjukan performance tari "Kepyar" yang dibawakan oleh penari dari Sanggar Seni Ciptoning Asri. Tari "Kepyar" adalah tari kreasi modern yang mempunyai makna "Gemebyar" atau ikut serta bersukacita mendukung emansipasi wanita.
Seusai pertunjukan performance tari "Kepyar" dilakukan sambutan oleh Ibu Esti Aristiana Sukmawati (Koordinator Promosi Wisata Disbudpar Kudus dan Ibu Mutrikah, S.H. (Kepala Disbudpar Kudus)
Seusai kata sambutan, diadakan diskusi terbuka dengan tiga narasumber yaitu Bapak Arief Hartawan (Ketua BPPD Kabupaten Kudus,
Bapak Ahmad Muthohar (pengurus BPPD Kabupaten Kudus/ GM Hotel @Hom Kudus), Bapak Tri Martanto (Sekretaris BPPD Provinsi Jateng).
Diskusi dilakukan dengan memaparkan fungsi pokok Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Kudus (BPPD). Selain itu dipaparkan empat langkah strategi pemasaran pariwisata Kabupaten Kudus.
Diskusi berlangsung hingga pukul 17.00 sore. Kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam. Selanjutnya peserta mendapatkan pembagian kamar untuk untuk menginap di HOM Hotel Kudus by Horison.
Festival Dandangan Kudus
Pada pukul 19.30 wib di hari yang sama, peserta mengikuti kegiatan Famtrip 2023 pertama yaitu melihat keramaian "Festival Dandangan". Bertempat di Alun - Alun Kota Kudus. Festival Dandangan adalah kegiatan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Awal mulanya Festival Dandangan adalah sebuah tradisi dimana para santri berkumpul menunggu pengumuman awal puasa dari Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus. Selanjutnya sebagai pertanda bahwa awal puasa sudah terlihat maka Sunan Kudus akan menabuh bedug pada bagian atas Masjid Menara Kudus hingga terdengar ke seluruh penjuru Kudus.
Saat ini Festival Dandangan menjelma menjadi kegiatan rakyat berupa pasar malam. Aneka hiburan dan jajanan kuliner mewarnai Festival Dandangan. Diramaikan pula dengan adanya kirab budaya dan atraksi budaya sehari menjelang Ramadhan.
Festival Dandangan sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid 19. Tahun 2023 Festival Dandangan diadakan kembali selama dua minggu menyambut bulan suci Ramadhan. Pad kegiatan ini juga dilakukan kirab budaya. Untuk kirab budaya diadakan satu hari sebelum puasa Ramadhan tiba.
Museum Kretek Kudus
Kegiatan Kudus On The Spot Famtrip 2023 berlanjut keesokan harinya yaitu pada tanggal 17 Maret 2023. Setelah melakukan sarapan pagi di HOM Hotel Kudus by Horison, peserta dengan menggunakan bus pariwisata diantar menuju Museum Kretek Kudus.
kabupaten Kudus terkenal dengan industri kretek yang terbesar di Indonesia. Pada museum ini tersaji replika berbagai alat pembuatan rokok manual. Tak ketinggalan dipamerkan juga jenis dan nama serta merk ragam rokok jaman dahulu yang pernah dibuat di Kabupaten Kudus.
Museum Kretek Kudus sangat sesuai untuk wisata edukasi mengenai serba serbi kretek. Tidak semua yang berbau kretek atau rokok adalah negatif. Setelah dijelaskan pemandu Museum Kretek, ternyata ada juga lho sisi positif dari bahan pembuat kretek. Menurut ahli kesehatan mengkonsumsi tembakau dengan batasan tertentu bermanfaat untuk mengobati penyakit tertentu.
Rumah Adat Kudus
Umumnya setiap daerah memiliki rumah adat. Kabupaten Kudus juga mempunyai rumah adat yang sangat menarik. Pada halaman luar Museum Kretek terdapat bangunan rumah adat Kudus berbentuk gebyok dan dinamakan Joglo Pencu.
Rumah adat Kudus atau Joglo Pencu sangat unik karena dibangun tanpa paku melainkan sistem kunci. Selain itu rumah ini bisa dibongkar pasang alias "knock down". Keunikan rumah adat Kudus memiliki ukiran tiga dimensi.
Museum Jenang Kudus
Setelah dari Museum Kretek peserta diantar menuju ke Museum Jenang Kudus. Jenang adalah panganan serupa dodol yang bertekstur liat dan manis. Bahan baku jenang adalah tepung beras, santan dan gula Jawa.Kisah Jenang Kudus sendiri sangat melegenda dan diceritakan secara turun temurun.
Menurut cerita dahulu kala Sunan Kudus melihat seorang anak yang sedang bermain tercebur ke sungai. Untungnya anak tersebut bisa digapai dan tidak hanyut. Hanya saja anak itu diprediksi mati suri. Untuk membangunkannya maka anak tersebut harus disuapi jenang dan ternyata bisa tersadar kembali.
Museum Jenang Kudus sendiri memperlihatkan ragam diorama proses pembuatan jenang Kudus secara detail. Pada bagian dalam museum tersambung dengan ruangan Museum Gusjigang X-Building. Ini adalah pengembangan Museum Jenang Kudus yang sudah ada lebih dulu.
Museum Gusjigang X-Building
Museum Gusjigang X- Building menyajikan falsafah Kota Kudus dari kacamata spiritual. Gusjigang sendiri adalah sebuah akronim; Gus dari bagus akhlaknya, ji dari pandai mengaji dan gang dari pintar berdagang.
Berbagai ruang pada Museum Gusjigang memperlihatkan ragam karya kaligrafi serta karya berbagai puisi dari sosok cendekiawan. Ada satu ruang yang menarik buat Saya pribadi yaituruang Trilogi Ukhuwah. Pada ruang ini pengunjung bisa mempelajari makna dari toleransi yaitu menghargai perbedaan tanpa harus bermusuhan.Â
Pijar Park
Setelah dari Museum Jenang dan Museum Gusjigang, peserta diantar menuju Pijar Park untuk makan siang. Tempat ini berlokasi di lereng Gunung Muria. Arah jalannya menuju makam Sunan Muria. Berada di dataran tinggi tempat ini sangat adem dan nyaman.
Peserta Kudus On The Spot Famtrip 2023 dijamu makan siang di tengah hamparan pohon pinus yang rindang. Sambil menikmati makan siang, peserta dihibur dengan alunan live music dari band lokal.
Seusai makan siang peserta diberikan waktu untuk eksplorasi tempat wisata Pijar Park. Berbagai spot foto instagramable tersedia di Pijar Park ini.
Desa Wisata Japan
Seusai dari Pijar Park peserta Kudus On The Spot Famtrip 2023 diajak jelajah Desa Wisata Japan Kudus. Berjarak 20 km dari pusat Kota Kudus, desa ini berada di lereng Gunung Muria.
Untuk masuk ke Desa Wisata Japan pengunjung tidak bisa membawa kendaraan besar atau jika tidak terbiasa berkendara di medan yang curam dan terjal sebaiknya menggunakan kendaraan umum yang bisa disewa dari terminal Colo Kudus.
Peserta Kudus On The Spot Famtrip 2023, difasilitasi naik angkutan umum yang sudah terbiasa melewati medan curam dan terjal menuju Desa Japan.
Desa Wisata Japan terkenal dengan hasil buminya seperti; Jeruk Pamelo, Kopi Robusta, Alpukat dan Parijito. Pada kegiatan Kudus On The Spot Famtrip 2023, peserta diberikan kesempatan memanen Jeruk Pamelo. Selanjutnya peserta diajarkan cara membuat kopi mulai dari roasting , mengayak kopi sampai seduh kopi Robusta dengan cara tradisional.
Kegiatan di Desa Wisata Japan diakhiri dengan pertunjukkan tarian kreasi Ngo'tek serta jamuan makan sore yang dilakukan di balai warga. Aneka hidangan masakan ala pedesaan tersaji dengan lezatnya. Tak ketinggalan juga berbagai ragam hasil kriya dan panganan lezat buatan UMKM warga Desa Japan dipamerkan untuk dibeli pengunjung.
Penutup
Ternyata destinasi wisata Kudus itu sangat unik beragam dan kaya untuk dijelajahi. Apalagi wisata alamnya yang masih natural. Dibutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk bisa menjelajah destinasi wisata Kudus secara keseluruhan.
Tak terasa waktu menjelang senja dan kegiatan harus berakhir. Kegiatan Kudus On The Spot Famtrip 2023 diakhiri dengan salam perpisahan dari warga dan Kepala Desa Japan.
Sebagai Kotekasianer Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan dan fasilitas yang diberikan Disbudpar dan berbagai pihak terkait selama menjadi peserta Kudus On The Spot Famtrip 2023.
Terima Kasih Saya ucapkan kepada  Ibu Mutrikah, S.H. (Kepala Disbudpar Kudus), Bapak Arief Hartawan (Ketua BPPD Kabupaten Kudus, Bapak Ahmad Muthohar (pengurus BPPD Kabupaten Kudus/ GM Hotel @Hom Kudus), Bapak Tri Martanto (Sekretaris BPPD Provinsi Jateng), Mbak Dinda Sri Subekti admin Semarkutigakom, Mbak Lia, Ednadus tim offline admin Koteka .
Pastinya Saya akan sebarkan informasi mengenai keindahan dan ragam destinasi wisata Kudus kepada handai taulan. Saya juga akan kembali lagi berwisata ke Kudus bersama dengan handai taulan dan teman-teman lainnya.
Dolan Kudus Lebih Keren. Ayo Kita wisata Ke Kudus...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H