Mohon tunggu...
Bayu Fitri
Bayu Fitri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang pengamat hiruk pikuk media sosial dalam hal gaya hidup, finance, traveling, kuliner dan fashion. Tulisan saya bisa dibaca di blog https://bayufitri.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayangan yang Kurindukan

11 Oktober 2020   23:45 Diperbarui: 12 Oktober 2020   00:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang, hari ini aku mulai sadar dari tidur panjangku. Seketika aku terbangun dan menatap beberapa wajah yang sama sekali tidak aku kenal. 

Seorang pria dengan rambut putih berkata, "Halo Gadis, bagaimana keadaanmu?". 

Setelah itu aku menoleh ke kiri ke kanan dan aku melihat semua manusia yang sama sekali tak kukenal.

"Ah..dimana aku ya? Orang-orang itu siapa ya?"

"Baiklah istirahat saja dulu, nanti kalau kau butuh sesuatu tinggal tekan bel ini?", kata pria berambut putih itu.

Sambil terpejam aku mencoba mengerjapkan mata dan mengingat - ingat peristiwa apa yang membuatku terdampar di ruangan serba putih ini.

Ah..ya akhirnya aku ingat,.. pagi itu aku sedang mengejar bayangan. Mungkin kalian heran apa maksud perkataanku. Iya, kalian tidak salah dengar. Aku pagi itu sedang mengejar bayangan diriku sendiri.

"Hah mengejar  bayangan?" Pasti kalian akan mengira aku gila.

Jadi begini awal mula ceritanya. Suatu malam ayah dan ibu aku bertengkar sangat hebat. Aku yang saat itu berusia 10 tahun tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Setelah malam itu situasi dan suasana rumah menjadi sunyi. Ayah pergi dari rumah dan ibu tidak pernah mau bermain denganku lagi. Semua keperluanku diurus simbok yang setia merawatku dari bayi. Aku bingung sebenarnya ada apa ini?

Rasanya baru kemarin aku merayakan tahun baru bersama ayah dan ibu. Kami tertawa dan bernyanyi bersama. Kemudian kami makan malam dengan masakan ibu yang paling istimewa. Ahh sedih hatiku jika mengingat peristiwa itu. 

Sejak saat itu setiap sepertiga malam, aku selalu terbangun dan tidak bisa memejamkan mata lagi. Aku termangu ditempat tidur ..sampai suatu ketika aku dikejutkan suara aneh. Tiba-tiba..wusss...dari belakang tubuhku sendiri terlihat bayangan diriku sendiri berjalan dan duduk didepanku. Kemudian bayangan yang menyerupai persis seperti diriku berkata begini, "Halo Gadis, mulai hari ini aku akan menjagamu, menjadi teman bermainmu dan menemanimu kapanpun kau mau."

Aku yang masih kaget terdiam dan bingung, "Ini apa sih, kenapa ada bayangan seperti wujud diriku bisa berbicara?"

Lalu seperti bisa menebak pikiranku sang bayangan berkata lagi, "Mungkin kau masih kaget dan belum terbiasa, percayalah aku tidak berniat jahat, sekarang tidurlah besok kita bermain lagi." 

Sesudah itu kantukku tak tertahan sehingga aku tertidur dengan lelap. 

Pagi hari ketika simbok membangunkanku untuk mandi dan bersiap sekolah aku tekejut melihat sang bayangan juga mengenakan seragam yang sama dengan yang kugunakan. Menggunakan bando, kaus kaki sampai tas sekolah. Mataku yang tak gatal kukucek-kucek sampai simbok bertanya ada apa. Sekilas kulihat bayangan memberi bahasa isyarat untuk tidak memberitahukan simbok tentang keberadaan dirinya.

Setelah sarapan aku pergi dan salim dengan ibuku yang termenung duduk menghadap taman dengan tatapan kosong.  Oya sekolahku hanya 15 menit dari rumah. Jadi aku berani jalan kaki sendiri menuju sekolah. Mulai pagi itu aku punya teman main yang bernama bayangan. Ia berjalan disebelahku sambil sekali-kali menari, menyanyikan lagu atau bicara apa saja yang membuat senyum manis tersungging dibibirku. 

Aku diberitahu bayangan bahwa hanya aku yang bisa melihat keberadaan dirinya. Supaya orang lain tidak mengira aku gila karena terlihat seperti berbicara sendiri, aku dilarang keras berbicara dengan bayangan selama ada orang lain. Nah kalau tidak ada orang lain kami bisa bercakap-cakap layaknya dua dua manusia biasa. Bahkan sampai ketawa seru jika ada cerita lucu. Wah aku seperti menemukan saudari kembarku rasanya. 

Percakapan antara aku dan bayangan secara verbal biasanya terjadi dikamar tidurku. Kadang kami bisik-bisik, berbicara perlahan sampai ketawa cekikikan. Seru sekali ..aku sayang dengan teman  bayanganku ini.

Bayangan ini lebih pintar dari diriku karena ia bisa mengajarkan pekerjaan sekolah atau pr  yang sangat sulit. Bayangan ini juga lebih pintar dari diriku karena ia bisa tahu jawaban dari soal ujian yang sedang aku kerjakan. Terkadang bayangan mengajari aku saat ujian berlangsung. Ah duniaku terasa indah. Kini aku tak kesepian lagi karena bayangan selalu menemani hari-hari aku.

Bagaimana dengan ibuku? Seperti biasa beliau belum banyak perubahan. Lebih banyak duduk dengan tatapan mata kosong ke arah taman dibelakang rumah. Kata simbok ibu sakit. Tapi kok tidak sembuh-sembuh ya? Ahh ..aku tidak paham sebenarnya ibu sakit apa? Bagaimana dengan ayahku? Kata simbok ayah ada di rumah Oma. 

Setiap bulan ayah masih datang berkunjung ia datang hanya 5 - 10 menit saja. Memberi instruksi pada simbok sambil menyerahkan satu bundel amplop tebal yang belakangan aku tahu itu adalah uang untuk makan kami bertiga plus biaya operasional, rumah, uang sekolahku dan gaji simbok setiap bulannya. Jadi selama ini simboklah yang mengatur rumah tangga sekaligus mengatur kebutuhan aku dan ibuku.

Apakah ayah pernah berbincang denganku? Tidak sama sekali. Sejak malam itu entah kenapa ayah selalu memandang ku acuh tak acuh. Dan ini membuatku takut sekaligus tak nyaman. Ketika hal ini kutanyakan ke simbok katanya ayah sibuk banyak pekerjaan kantor. Tapi...kok sampai hitungan bulan sikap ayah padaku tidak berubah? Sebegitu sibukkah dia sampai tak sempat menyapaku bahkan sekedar memanggil namaku jika sedang berkunjung ke rumah? Sebenarnya ada apa? Apakah ada kesalahan dari diriku yang menyebabkan ayah dan ibu bersikap seperti itu? 

Lambat laun aku terbiasa dengan situasi di rumah, sikap ayah yang acuh tak acuh dan sikap ibu yang aneh tapi nyata. Aku sudah tak pernah bertanya lagi pada simbok karena aku sudah punya teman bermain setiaku. Ya siapa lagi kalau bukan bayangan. Aku sudah tak peduli dengan situasi rumah berikut ayah dan ibu. Yang penting masih ada simbok dan bayangan begitu alam pikiranku mencoba menghibur diriku.

Sampai peristiwa itu datang, aku saat itu sudah duduk dikelas satu SMP. Suatu pagi perutku melilit hebat dan ada darah dispreiku. Aku kaget bukan kepalang spontan aku berteriak memanggil simbok. Dengan tergopoh-gopoh simbok datang memenuhi panggilanku. Ehh tak berapa lama simbok senyum-senyum sendiri. "Selamat ya non Gadis sudah jadi Gadis" 

"Hah..ini simbok bercanda apa ya...maksudnya apa sih...?"

"Nama aku kan memang Gadis kok dibilang selamat jadi Gadis?" Simbok duduk disampingku dan mulai bercerita,"..jadi gini non Gadis....bla..bla.bla..

Setelah kejadian pagi itu aku baru ngeh  jika aku baru saja mendapat haid pertama kali dan simbok saksi mata pertamaku. Bagaimana dengan ibuku ahh..belum banyak perubahan masih seperti dulu. Bagaimana dengan ayahku? Sepertinya sebelas dua belas idem tidak ada perubahan sama sekali mereka berdua sibuk dengan dunianya sendiri. 

Tapi ada yang anehhh....kok aku tidak melihat bayangan. Biasanya dia akan muncul menari-nari didepanku. bernyanyi riang atau apapun dia lakukan untuk membuatku tersenyum. 

"Tapi kemana ya dia hari ini?"  Sejak pagi itu dan pagi-pagi selanjutnya bayangan tak pernah menampakkan wujudnya lagi. 

Kini sebulan sudah aku tidak bertemu bayangan. Aku yang dulu ceria kini menjadi pendiam dan pemurung. Aku selalu berharap bertemu bayangan walaupun hanya dari mimpi saja. Aku kangen sekali dengan bayangan. Aku ingin tahu alasan bayangan pergi tanpa pamit. 

"Aku salah apa sih ?"

" Apa ada perkataan atau perbuatan yang melukai perasaan bayangan? "

"Duh aku bingung dengan situasi ini."

Sampai suatu pagi aku sedang berjalan menuju sekolah. Tiba-tiba aku melihat sosok yang kukenal hendak menyebrang jalan. Dari kejauhan aku melihat ia sangat kesulitan menyeberang karena mobil dan motor sangat kencang melaju dijalanan yang lengang.

"Hei... aku kenal sosok itu..itu kan bayanganku...kok dia ada di seberang sana?" 

" Mau kemana ya?" 

Aku pun berteriak, "Hai ...bayangan...kamu mau kemana ..aku melambai-lambaikan tanganku...hai..hai...tunggu aku...."

Dan...wuzzzz angin kencang menghempas tubuhku dan keadaan menjadi gelap gulita...

Jakarta 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun