***
Hari ini adalah hari terakhir daftar ulang dan aku tidak bisa melupakan kejadian tempo hari. Rasa kesal masih ada di dalam dada. Mimpiku untuk kuliah dan menjadi sarjana pupus begitu saja. Bagaikan debu yang hilang ditiup angin senja. Aku melamun tidak jelas. Ragaku di rumah, tetapi jiwaku entah berada di mana.
"Rino... Rino..." Tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku. Bapak memanggilku sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarku.
"Ada apa, Pak?" Aku menjawab dengan malas. Malas untuk keluar dan malas untuk bicara dengan Bapak.
 "Keluarlah sebentar, Nak. Ada hal penting sekali yang mau Bapak sampaikan."
  Aku pun merasa penasaran dan akhirnya memutuskan untuk keluar kamar.
 "Ini uang lima juta untuk daftar ulang." Bapak menyodorkan amplop berisi uang cash lima juta Rupiah.
Aku pun kaget dan melongo cukup lama dengan rasa penasaran yang semakin bertambah. "Kemarin katanya Bapak tidak punya uang. Ini uang darimana, Pak?"
"Alhamdulillah Bapak dapat rezeki. Sekarang cepat kamu daftar ulang. Ini hari terakhir kan? Tetapi, maaf Bapak tidak bisa menemani kamu."
Aku menerima uang tersebut dan bergegas pergi menuju kampus untuk daftar ulang. Aku mengambil persyaratan daftar ulang dan keluar rumah. Sejurus kemudian aku mendadak kaget karena motor tidak ada di halaman rumah seperti biasanya.
Aku bertanya kepada Bapak, "Motor kita mana, Pak?"