"katanya pesantren itu harus mengaji, harus pake peci, pake sarung, kok di sini tidak?"
"kata siapa?"
"kata orangorang."
“lha, kok, kata orangorang... lha, kamu sendiri?”
Sondermo gelenggeleng
"begini, lho, le," mbah yayi sambil tertawa kecil, "pesantren itu kan tempat orang nyantri. nyantri oleh para santri, lha, santri itu maksudnya sraten kanthi sranti. Nyrateni kanthi sranti. sraten itu nyrateni. nyrateni itu ya harus mengenal, memahami, memelihara, membimbing, mendidik, ngemong. sranti itu maksudnya sabar, mengendalikan diri sampai benarbenar tepat waktunya. jadi kurang lebihnya diamong sampai benarbenar tepat waktunya."
"ow," jawab sondermo sambil manggutmanggut.
"tapi, yo nggak tau, lho, kalau simbah salah."
"iya, ya. tapi di sini semua diajari tani-ternak, jarang sekali mengaji?"
"ya, itu berarti kalian ini santri tani," kali ini mbah yayi tertawa terkekeh tidak hanya senyum.
sondermo dan yang lain ikut tertawa, "memang kalian tahu?" sela mbah yayi.