Ketika tim Honduras bergantian menginap di El Salvador jelang laga esok hari, bergantian Honduras yang kini mendapatkan teror sepanjang malam. Publik El Salvador berkeliaran di sepanjang jalan yang dilewati tim Honduras untuk menginap atau menuju ke stadion dengan menenteng senjata api.Â
Keesokan harinya menjelang dilangsungkannya pertandingan alih-alih memasang bendera Honduras di stadion sebagai penghormatan, publik El Salvador justru memasang kain kotor menggantikan bendera Honduras, sebagai ekspresi kemarahan atau teror.
Tim Honduras yang menderita kelelahan ganti digebuk 3-0. Usai laga, tim Honduras terpaksa dipulangkan menggunakan bus anti peluru dengan sambutan lemparan batu tanpa henti dari rakyat El Salvador yang telah menanti dengan berjubel di sebelah kanan kiri jalan. Beberapa menurut kesaksian malah sudah menanti dengan menenteng senjata api.Â
Suasana mencekam, akan tetapi tim Honduras akhirnya selamat. Konon pelatih Honduras saat itu Bruno Griffin malah bersyukur karena pada hari itu timnya kalah, karena sebaliknya jika menang bisa jadi mereka telah dibunuh dan kembali ke Honduras hanya meninggalkan nama.
Kekalahan Honduras dan perlakuan buruk rakyat El Salvador ke tim Honduras membuat rakyat Honduras mengamuk. Di Honduras, mereka semakin liar memperlakukan pekerja migran El Salvador yang masih tinggal.Â
Mulai dari menjarah toko, hingga membakar rumah. Melihat kondisi dan tensi kedua negara yang tidak kondusif, atas intervensi CONCACAF pertandingan ketiga diputuskan dilaksanakan di tempat netral yakni Mexico City, Meksiko pada 26 Juni 1969 sebagai pertandingan final penentu siapa tim yang nanti akan lolos ke Piala Dunia.
Eh ternyata dalam pertandingan tersebut Honduras kalah 3-2 dan gagal lolos ke Piala Dunia, sebaliknya El Salvador lolos. Usai pertandingan, kedua pendukung di tribun terlibat bentrok dan saling baku hantam.Â
Di Honduras, pekerja migran El Salvador yang sebelumnya masih tinggal dan mendapatkan perlakuan yang lebih buruk memulai perjalanannya kembali ke tanah asal, kebanyakan berada dalam kondisi babak belur entah akibat disiksa atau karena harus berjalan kaki berpuluh atau beratus kilometer dari Honduras ke Salvador.
Bagi El Salvador, perlakuan Honduras dirasa sudah cukup. Dibakar oleh kemarahan terhadap  Honduras yang berakumulasi dengan kekhawatiran membeludaknya penduduk di dalam negeri, El Salvador memutuskan semua hubungan diplomatik dgn Honduras dan menyatakan PERANG pada hari yg sama.Â