Mohon tunggu...
Bayu Arif Ramadhan
Bayu Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - 22 thn, Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menulis sebagai hobi dan pengisi luang waktu

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"La Guerra de Futbol", Mengenang Sepak Bola sebagai Pemicu Perang

18 Juli 2019   01:18 Diperbarui: 18 Juli 2019   01:49 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kajian ilmu keamanan yaitu pembahasan mengenai Stage of Conflict Escalation (Tahap-Tahap Menuju Eskalasi Konflik) sebagaimana yang dituliskan oleh Eric Brahm (2003) dapat dikatakan bahwa dalam konteks ini persepsi serta pikiran masyarakat lokal Honduras yang terbangun atas masyarakat migran El Salvador.

Ini dapat dikategorikan ke dalam tahap yang dinamakan Latent Conflict yaitu tahapan munculnya sentimen pendorong eskalasi konflik yang disebabkan oleh adanya gap (ketimpangan / kesenjangan) antara pihak yang nantinya akan berkonflik dalam aspek seperti power (kekuasaan), interest (kepentingan), resources (sumber daya), dan value (nilai).

Situasi ini secara kebetulan berkelindan dengan naiknya tokoh dari junta militer Honduras yakni Oswaldo Lopez Arellano melalui kudeta militer sebagai pemimpin Honduras pada 1963. 

Oswaldo naik sebagai pemimpin Honduras untuk membendung (containing) persebaran ideologi komunisme di Amerika Tengah. Membicarakan perihal politik pembendungan ideologi komunis di Amerika Tengah mestinya tidak terlampau sulit memprediksi siapa pihak yang berada di belakang Oswaldo.

Ya, "the one and only whom obviously dedicated all of themselves in restraining movement of communism ideology", terutama bersamaan dengan sedang hangat-hangatnya situasi dunia yang sedang diselimuti Perang Dingin, Amerika Serikat (AS) tentu menjadi pihak yang memiliki sejumlah alasan kuat untuk disorot. Meskipun pihak AS dalam konteks ini tentu saja tidak menunjukkan keterlibatan serta kepentingan mereka dalam aktivitas tersebut secara terang-terangan.

Oswaldo yg baru saja naik sebagai pemimpin berhaluan anti-komunis segera bergerak cepat untuk membatasi dan meringkus gerak kelompok sayap kiri dan kelompok petani-buruh di Honduras. 

Lucunya, Oswaldo sebenarnya sempat khawatir atas keabsahan kepemimpinannya sendiri yang diperoleh melalui kudeta sehingga dia berinisatif mengadakan pemilu tahun 1965-yang hasilnya sebagaimana dugaan banyak pihak, tentu saja Oswaldo keluar menjadi pemenang.

Kemenangan Oswaldo ini bisa ditebak, langsung disambut oleh  banjir cibiran dari kelompok oposisi yang deras menuding apabila pemilu kemarin hari telah dilaksanakan secara curang dan korup, serta Oswaldo sendiri ternyata disuap oleh sebuah perusahaan importir pisang Honduras asal AS. 

Walhasil perusahaan importir pisang asal AS ini bebas memetik pisang Honduras secara tax-free atau bebas dari aturan pajak barang impor, kebebasan yang berujung eksploitasi perusahaan negara asing tersebut atas salah satu kekayaan alam serta komoditas penting Honduras.

Paham kedudukannya terus digoyang oleh oposisi domestik, sebagaimana lazimnya cara banyak pemimpin dunia terutama yang hendak melanggengkan kepemimpinan menghadapi protes domestik, cara paling efektif adalah BLAME THE OTHERS. Iya, guna mengalihkan fokus domestik dari cara berkuasanya Oswaldo yg sebetulnya tidak absah serta penuh kontroversi, Oswaldo mengalihkan perhatian publik menuju isu pekerja migran El Salvador sebagai kambing hitam. Melalui narasi bahwa pekerja migran El Salvador telah merampas hak rakyat Honduras. 

Padahal penyebab goyahnya ekonomi Honduras salah satunya tentu saja diakibatkan oleh eksploitasi perusahaan importir pisang AS yang telah berkongkalikong dengan sang diktator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun