Mohon tunggu...
Bayu Arif Ramadhan
Bayu Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - 22 thn, Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menulis sebagai hobi dan pengisi luang waktu

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"La Guerra de Futbol", Mengenang Sepak Bola sebagai Pemicu Perang

18 Juli 2019   01:18 Diperbarui: 18 Juli 2019   01:49 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto yang menggambarkan antusiasme masyarakat El Salvador di tengah meletupnya eskalasi konflik kontra Honduras termasuk melalui media sepak bola. Didalam foto tersebut tampak sebuah spanduk raksasa bertuliskan "Glorioso Ejercito Salvadoreno" atau kira-kira artinya adalah "Tentara El Salvador yang Agung". Photo Credit : Laman Resmi Association of Diplomatic Studies and Training (adst.org)

Ketika tim Honduras bergantian menginap di El Salvador jelang laga esok hari, bergantian Honduras yang kini mendapatkan teror sepanjang malam. Publik El Salvador berkeliaran di sepanjang jalan yang dilewati tim Honduras untuk menginap atau menuju ke stadion dengan menenteng senjata api. 

Keesokan harinya menjelang dilangsungkannya pertandingan alih-alih memasang bendera Honduras di stadion sebagai penghormatan, publik El Salvador justru memasang kain kotor menggantikan bendera Honduras, sebagai ekspresi kemarahan atau teror.

Foto yang menggambarkan antusiasme masyarakat El Salvador di tengah meletupnya eskalasi konflik kontra Honduras termasuk melalui media sepak bola. Didalam foto tersebut tampak sebuah spanduk raksasa bertuliskan
Foto yang menggambarkan antusiasme masyarakat El Salvador di tengah meletupnya eskalasi konflik kontra Honduras termasuk melalui media sepak bola. Didalam foto tersebut tampak sebuah spanduk raksasa bertuliskan "Glorioso Ejercito Salvadoreno" atau kira-kira artinya adalah "Tentara El Salvador yang Agung". Photo Credit : Laman Resmi Association of Diplomatic Studies and Training (adst.org)

Tim Honduras yang menderita kelelahan ganti digebuk 3-0. Usai laga, tim Honduras terpaksa dipulangkan menggunakan bus anti peluru dengan sambutan lemparan batu tanpa henti dari rakyat El Salvador yang telah menanti dengan berjubel di sebelah kanan kiri jalan. Beberapa menurut kesaksian malah sudah menanti dengan menenteng senjata api. 

Suasana mencekam, akan tetapi tim Honduras akhirnya selamat. Konon pelatih Honduras saat itu Bruno Griffin malah bersyukur karena pada hari itu timnya kalah, karena sebaliknya jika menang bisa jadi mereka telah dibunuh dan kembali ke Honduras hanya meninggalkan nama.

Kekalahan Honduras dan perlakuan buruk rakyat El Salvador ke tim Honduras membuat rakyat Honduras mengamuk. Di Honduras, mereka semakin liar memperlakukan pekerja migran El Salvador yang masih tinggal. 

Mulai dari menjarah toko, hingga membakar rumah. Melihat kondisi dan tensi kedua negara yang tidak kondusif, atas intervensi CONCACAF pertandingan ketiga diputuskan dilaksanakan di tempat netral yakni Mexico City, Meksiko pada 26 Juni 1969 sebagai pertandingan final penentu siapa tim yang nanti akan lolos ke Piala Dunia.

Eh ternyata dalam pertandingan tersebut Honduras kalah 3-2 dan gagal lolos ke Piala Dunia, sebaliknya El Salvador lolos. Usai pertandingan, kedua pendukung di tribun terlibat bentrok dan saling baku hantam. 

Di Honduras, pekerja migran El Salvador yang sebelumnya masih tinggal dan mendapatkan perlakuan yang lebih buruk memulai perjalanannya kembali ke tanah asal, kebanyakan berada dalam kondisi babak belur entah akibat disiksa atau karena harus berjalan kaki berpuluh atau beratus kilometer dari Honduras ke Salvador.

Foto yang menggambarkan ekspresi kegembiraan pemain El Salvador usai memenangkan laga melawan Honduras di venue netral Mexico City sekaligus memastikan tiket lolos menuju Piala Dunia 1970 di Meksiko. Ironisnya perang justru meletus hanya beberapa saat paska pertandingan ini dilangsungkan. Photo Credit : Laman Resmi Association for Diplomatic Studies and Training (adst.org)
Foto yang menggambarkan ekspresi kegembiraan pemain El Salvador usai memenangkan laga melawan Honduras di venue netral Mexico City sekaligus memastikan tiket lolos menuju Piala Dunia 1970 di Meksiko. Ironisnya perang justru meletus hanya beberapa saat paska pertandingan ini dilangsungkan. Photo Credit : Laman Resmi Association for Diplomatic Studies and Training (adst.org)

Bagi El Salvador, perlakuan Honduras dirasa sudah cukup. Dibakar oleh kemarahan terhadap  Honduras yang berakumulasi dengan kekhawatiran membeludaknya penduduk di dalam negeri, El Salvador memutuskan semua hubungan diplomatik dgn Honduras dan menyatakan PERANG pada hari yg sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun