Setelah libur nataru 2024 yang panjang dan penuh kenangan, banyak di antara kita mungkin merasa segar dan penuh semangat menghadapi tahun baru.
Namun, ada juga yang mengalami post holiday blues---perasaan malas, kehilangan semangat, dan sulit beradaptasi kembali dengan rutinitas. Psikolog Ratih Ibrahim menyebut gejala umum, dan ini adalah pengalaman umum yang relatif singkat.Â
Gejala Post Holiday Blues
Post holiday blues, atau rasa sedih pasca liburan, adalah fenomena yang cukup umum. Meskipun biasanya terjadi dalam jangka waktu pendek, beberapa orang mungkin mengalaminya dalam kurun waktu yang lebih lama, bahkan hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari.Â
Sebagai contoh saya, kurang lebih saya mendapatkan hari libur sebanyak 10 hari yang dimulai dari tanggal 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Kebetulan pula seorang pendidik jadi liburnya agak panjang sedikit. Meskipun mendapatkan hari libur yang cukup panjang, rasanya saya masih ingin menambah hari libur ketika masuk kemarin tanggal 2 Januari.Â
Mengapa? Kebetulan untuk kedua kalinya, selaku PPS dalam penyelenggaraan pemilu 2024, sebagaimana pakta integritas seorang PPS yang di dalamnya menyatakan bahwasanya bekerja penuh waktu dan tentunya tidak ada hari libur.Â
Dalam kurun waktu 10 hari tersebut semuanya serasa hari efektif dan hari kerja, karena dalam rentang waktu tersebut, saya mengikuti banyak kegiatan dalam persiapan pelaksanaan pemilu mendatang. mulai dari proses finalisasi tahapan pembentukan KPPS, rapat terkait pengambilan keputusan sekaligus melakukan seleksi administratif terhadap pendaftar KPPS karena proses untuk pengumuman finalisasinya yakni tanggal 29 Desember.Â
Sehingga saya tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya seakan tidak ada hari libur kala itu. Bertepatan pada hari Sabtu terakhir, PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) mengundang semua PPS untuk melakukan bimbingan teknis penggunaan aplikasi siRekap.
Pas tanggal 31 Desember, saya pun masih riweh dengan bimbingan teknis penghitungan dan penulisan pada lembar hasil penghitungan surat suara yang diselenggarakan oleh KPU.
Singkat cerita, hari libur yang realitasnya saya tidak merasakan suasana liburan, seperti kebanyakan orang, bepergian ke destinasi wisata sekitar, berkemah 2-3 hari di Ranu Kumbolo, menikmati desir angin pesisir pantai selatan, hingga menyaksikan beberapa parade menyambut pesta akhir tahun dan awal tahun. Membuat saya merasakan kejenuhan, kelesuan, bahkan kehilangan semangat untuk kembali beraktivitas dalam hari dan waktu kerja.Â
Bagaimana tidak? Setelah saya renungi kembali perjalanan aktivitas selama hari libur tersebut, ternyata benar adanya, saya mungkin terkena Post Holiday Blues.
Rasa malas yang berlebihan. Kesulitan untuk mendapatkan motivasi dan merasa enggan untuk menjalankan tugas sehari-hari.Â
Fitrah daripada hari libur mungkin tidak saya rasakan maksimal sehingga muncul rasa enggan untuk masuk kerja, pasalnya hari libur yang sebenarnya digunakan untuk memulihkan energi atau jelas meninggalkan sejenak beban pikiran bekerja, malah makin menambah beban bekerja selama waktu liburan itu berlangsung.Â
Kehilangan semangat dan antusiasme dalam bekerja
Dengan tidak maksimalnya penggunaan hari libur sebagaimana mestinya, membuat saya kehilangan semangat dan antusiasme dalam bekerja. Pas masuk kerja kemarin, saya datang terlambat, padahal sebelumnya tidak pernah terlambat. Kemudian lagi, saya belum menyiapkan rencana pembelajaran untuk minggu pertama Januari.
Ketika di kelas, saya seperti mati kutu, apa yang akan saya ajarkan, materi apa yang akan saya paparkan untuk anak didik yang dengan semangat akan menerima materi pembelajaran di hari pertama setelah libur panjang.Â
Seiring dengan gejala umum post holiday blues, banyak Kompasianer mungkin juga merasakannya. Liburan yang menyenangkan bersama keluarga dan orang tersayang seringkali diikuti oleh periode penyesuaian yang tidak selalu mudah. Hanya berakhir sebagai rencana yang tidak terealisasi.Â
Beberapa mungkin merasa sulit untuk kembali ke rutinitas sehari-hari dan menghadapi tugas-tugas yang menanti. Momen-momen bahagia selama liburan seringkali membuat sulit bagi banyak orang untuk move on dan menyadari bahwa kembali ke rutinitas adalah bagian alami dari hidup.
Meskipun hal tersebut adalah siklus yang selalu dan terulang terjadi pada kehidupan kita, baik tahun-tahun sebelumnya bahkan tahun-tahun mendatang, namun tentu kita harus lebih baik dalam menyikapi segala bentuk peran diri kita, baik dalam pekerjaan dan keluarga untuk keduanya seimbang dalam memanfaatkan hari libur, seperti libur nataru ini.
Tips untuk mengatasi Post Holiday Blues
Jika kita merasa terkena post holiday blues, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi perasaan tersebut. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu, berdasarkan pengalaman saya selama hari libur kemarin.
Terima dan kenali perasaanmu
Nerimo opo ana ne. Mengakui dan menerima perasaan sedih atau malas sebagai bagian dari proses kembali ke rutinitas adalah langkah pertama yang penting.
Meskipun penat yang kita alami belum berakhir dengan adanya hari libur, tentu menjadi kewajiban kita untuk tetap berlaku profesional dalam melaksanakan tupoksi kita dalam bekerja.
Berbicara dengan orang terdekat
Ada 2 sampai 4 orang bertelepon dengan saya y selama liburan, yang mana awalnya telepon-telepon tersebut dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan dalam pekerjaan.
Akan tetapi lambat laun daripada pembicaraan di telpon, secara tidak sengaja saya mendengarkan dia bercerita terkait permasalahan yang dihadapi sekaligus saya menimpali dengan cerita yang sama, mengeluarkan uneg-uneg apa yang saya rasakan untuk dapat dia dengar, begitupun saya.
Ternyata, secara tidak langsung saya telah berbagi perasaan dengan teman, keluarga, atau rekan kerja dapat memberikan dukungan emosional, memberikan gambaran yang berbeda terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. Terkadang, mendengarkan pengalaman orang lain juga bisa memberikan perspektif baru.
Atur prioritas dan rencanakan kembali aktivitas
Karena aktivitas di pagi hingga siang hari saya tidak bisa menikmati suasana libur dan kebetulan di rumah, saya merawat anggrek dan beberapa jenis tanaman, sehingga itu menjadi bahan pengalihan perhatian atau pelampiasan emosi terhadap fokus pekerjaan di masa liburan dan perasaan sedih yang saya alami akibat tidak menikmati liburan sebagaimana mestinya.
Maka dari itu, kita perlu bahan pengalihan untuk tetap bisa merasakan satu dua menit suasana liburan, entah mau diekspresikan dengan merawat tanaman atau merawat hewan peliharaan, tentu tiap orang punya ketertarikan sendiri dalam memanfaatkan keterbatasan waktu liburan yang seyogyanya memang tidak ada.
Buat daftar prioritas untuk fokus pada tugas-tugas yang perlu diselesaikan. Rencanakan kembali aktivitas kita untuk memberi struktur pada hari ini yang membantu mengalihkan perhatian dari perasaan sedih.
Jaga kesehatan fisik dan mental
Pastikan kita mendapatkan cukup tidur, makan dengan baik, dan melakukan aktivitas fisik. Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membantu meningkatkan suasana hati dan energi. Terlepas ada tidaknya hari libur dan pemanfaatan hari libur yang tidak maksimal, jangan sesekali kita mengabaikan kesehatan fisik dan mental.
Jangan hanya terpaku terhadap penyelesaian pekerjaan yang mungkin sangat menumpuk ataupun tugas-tugas dadakan yang terjadi di rentang waktu liburan. Sebab apabila kita jatuh sakit, tentu jelas mempengaruhi daripada pekerjaan yang telah kita tinggalkan atau membuat rekan kerja kita kerepotan dengan pekerjaan yang dilimpahkan kepada orang lain.Â
Post holiday blues adalah pengalaman umum yang mungkin dihadapi oleh banyak orang setelah liburan yang panjang. Penting untuk mengakui dan mengelola perasaan ini dengan bijak.
Meskipun normal merasa sulit beradaptasi kembali, langkah-langkah praktis seperti berbicara dengan orang terdekat, merencanakan aktivitas positif, dan menjaga kesehatan dapat membantu mengatasi perasaan ini.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi post holiday blues, dan yang terpenting adalah menemukan strategi yang sesuai untuk diri sendiri. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat kembali ke keseimbangan dan menikmati kehidupan sehari-hari dengan semangat baru.
Jadi, kapan libur lagi ya?
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H