Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Tujuh Strategi UMKM dalam Hadapi Resesi 2023

13 Oktober 2022   01:26 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:45 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tujuh strategi umkm dalam hadapi resesi 2023 / foto milik pixabay.com

Tidak ada yang tahu pasti kapan badai resesi akan benar-benar menghantam dan menghempas perekonomian dunia, terutama para pelaku umkm yang menjadi lini terkecil pertumbuhan perekonomian.

Namun bila melihat tanda-tanda nyata hari ini, seakan tak terbendung lagi bahwasanya di depan sana ada badai yang akan segera memporak-porandakan ekonomi global. Padahal, kita semua baru saja diterjang ombak besar pandemi dan tengah tahap pemulihan luka.

Berikut beberapa strategi bagi para pelaku umkm dalam menyiapkan diri menghadapi resesi 2023 mendatang, di antaranya;

Pertama, menjaga modal usaha tetap memadai.

Kekuatan terbesar sebuah usaha, ya terdapat pada modal, keuangan usaha. Tanpa modal, planning usaha sebaik apapun tidak akan terwujud, tak bisa terealisasi karena tidak adanya modal. 

Sebab modal memegang peran penting dan krusial. Layaknya akar pada tanaman, uang menghidupi dan hidup butuh uang.

UMKM tentu modalnya gak banyak dan gak besar. Modal tiga juga rupiah ya sudah bisa dikatakan UMKM, tapi di tataran usaha mikro. Itulah mengapa disebut sebagai usaha mikro kecil dan menengah, sebab di klasifikasikan dengan besar modal usaha kegiatan.

Kedua, restrukturisasi utang.

Apabila UMKM memiliki utang terhadap pihak lain yang selama ini membantu proses pengembangan usaha, strategi meghadapi resesi 2023 salah satunya ialah merestrukturisasi utang. 

Hal ini diupayakan guna mengantisipasi terjadinya hal terburuk di masa mendatang, seperti gagal bayar utang, kerugian usaha semakin dalam, dan kebangkrutan.

Melalui usaha ini, diharapkan ada perjanjian utang kembali, baik proses perpanjangan atau penundaan pembayaran utang, bahkan keringanan akan bunga atas utang yang dibebankan. 

Ini bertujuan untuk memberikan jeda atau napas bagi pelaku umkm dalam me-recovery atas keterpurukan ekonomi dunia, bilamana terjadi sangat buruk.

Ketiga, mengurangi jumlah produksi.

Pilihan berat sebenarnya untuk mengurangi produksi. Namun ketimbang pilihan untuk menghentikan produksi, jauh lebih mencekik. 

Sebab, pelaku umkm tentu hampir 75% kekayaannya berasal dari pendapatan umkm yang ditekuni (berdasarkan hasil survei industri mikro kecil di kecamatan tempat saya tinggal, dalam survei IMK Tahunan 2022 oleh BPS). 

Jadi, bila dihentikan produksi total, maka jelas memperparah keuangan usaha bahkan merembet pada keuangan rumah tangga pelaku umkm.

Terlebih lagi, bilamana krisis ekonomi terjadi dengan sangat buruk, jelas produk akan mengalami kekacauan harga, turun harga, sedangkan biaya produksi tinggi, atau sisi terburuknya masyarakat memproteksi diri dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. 

Jelas sebagian pelaku umkm yang bergerak di bidang kebutuhan tersier dan sebagian kebutuhan sekunder akan di abaikan oleh konsumen.

Keempat, mengurangi pekerja/hari kerja dalam kegiatan usaha umkm.

Untuk umkm yang berstatus kecil dan menengah, tentu jelas mempekerjakan orang dan itu berimbas pada pengeluaran rutin usaha yakni gaji atau honor. 

Apabila jumlah produksi dikurangi, maka jumlah pekerja dan hari kerja juga akan dibatasi. Sehingga dapat menekan biaya operasional usaha umkm.

Kelima, memanfaatkan keadaan dengan menghasilkan ide atau inovasi produk baru.

Melihat peluang usaha dan kesempatan sangat perlu dalam usaha umkm pada kondisi saat itu. Seperti kondisi pandemi kemarin, meski saat ini belum terbebas penuh dengan pandemi. 

Pelaku usaha berlomba-lomba banting setir mengenai produk usaha mereka, ada yang membuat masker kain, memproduksi handsanitizer, hingga alat perlindungan diri lainnya.

Jadi, tidak ada yang mustahil bagi umkm dalam mengambil peluang dan kesempatan yang ada pada situasi apapun, sebab semuanya berjalan atas kehendak pasar (kebutuhan manusia secara umum).

Keenam, berkerja sama dengan pelaku umkm lain yang sejenis.

Upaya ini dapat memberikan keringanan dalam biaya produksi sekaligus menekan tingkat rivalitas sesama pelaku umkm sejenis. 

Melalui usaha kerja sama antar pelaku umkm yang sejenis, pelaku umkm tentu memiliki sarana prasarana usaha yang sama, memadai dan tentu teknologi yang sama, sumber daya manusia yang seragam.

Maka menjadi mudah, bilamana antar pelaku melakukan kerja sama produksi. Misal usaha garmen. Pelaku umkm A memproduksi kain dan melakukan pemotongan ukuran sesuai desain pakaian.

Sedangkan pelaku UMKM B melakukan penjahitan potongan kain tersebut menjadi utuh pakaian jadi dan melakukan pemasaran. Jadi diantara kedua pelaku umkm akan menghemat biaya produksi.

Ketujuh, mengurangi upaya pembuatan surat utang baru atau peminjaman modal.

Pada situasi sulit, ancaman resesi global imbasnya pasti akan banyak pihak yang memberikan pinjaman modal usaha guna usaha yang telah terhempas akibat resesi hancur lebur, dapat didirikan dan dijalankan kembali. 

Namun, kita haru cermat bahwasanya kemudahan mendapatkan pinjaman pasca resesi terlebih upaya pemulihan, jelas ada suku bunga pinjaman yang tinggi.

Jangan karena mudahnya akses memperoleh modal usaha, membuat lupa terhadap pertimbangan lainnya. Jadi, lihat tingkat bunganya, prediksi ekonomi mendatang dan apakah usaha saat ini dapat bertahan di gempuran tahun mendatang?

Banyak cara bagi UMKM untuk dapat menyiapkan diri dalam menghadapi resesi 2023, umkm hadapi resesi, sebab tidak ada cara yang paling jitu karena tiap cara memiliki jalannya sendiri dalam mengupayakan yang terbaik dalam usaha yang ditekuni.

Semoga kita semua, baik para pelaku umkm dalam menjalankan usahaknya, diri kita sendiri sebagai insan pribadi, dapat menghadapi resesi global dengan bersama-sama, bahu-membahu saling mendukung dalam upaya percepatan pemulihan akibat dampak resesi 2023.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun