Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Angklung dan Gamelan, Media Belajar Seni Musik pada Anak Usia Dini

5 Mei 2022   06:32 Diperbarui: 12 Mei 2022   14:00 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak usia dini yang bermain angklung dan gamelan bersama guru dan orangtua (dokpri Bayu)

Tak hanya seni lukis, anak usia dini perlu dikenalkan dengan seni musik. Sebab seni musik menciptakan perasaan anak menjadi lebih baik, senang, dan gembira. Buktikan saja!

Tingkah anak usia dini tidak terkontrol, apa yang ia lihat, apapun itu selalu ingin dimainkan (dipukul, dilempar, digerakan, dan diambil). 

Tak ada seorang pun yang dapat mengendalikan keinginan anak terhadap suatu benda, namun kita (baca: orangtua) dapat mengarahkan keinginan anak. Salah satunya dalam hal mengajarkan anak mengenai seni musik.

Rasa ingin tahu anak yang tinggi, sebagaimana ditunjukkan dengan tingkah anak yang gemar berperilaku destruktif (padahal hanya ingin mengenal lebih jauh dengan fungsi suatu benda yang dilihatnya), hanya saja kita tidak paham alur pikir sang anak. Itulah mengapa, kebiasaan anak yang demikian dapat kita arahkan ke hal positif, mengenalkan dan mengajarkan seni musik.

Kita hadirkan alat musik di hadapannya, angklung dan gamelan. Anak pasti melakukan serangkaian identifikasi, benda apa ini, bagaimana memainkannya, untuk apa dimainkan, dan perlukah mempelajarinya.

Berdasarkan pikiran anak tersebut, kita setidaknya telah memberikan pendidikan seni musik kepada anak. Kita akan menjelaskan nama alat musik, asal alat musik, terbuat dari apa alat musiknya, cara memainkan, kenapa harus dimainkan, dan pentingnya mempelajari seni musik.

Kenapa saya mengambil contoh alat musik angklung dan gamelan? Kenapa bukan gitar, piano, seruling, dan alat musik lainnya. Hal ini bukan tanpa sebab, pendidikan anak usia dini diberikan secara bertahap dan tentu melihat segi kesehatan daripada penggunaan alat musik tersebut.

Anak yang aktif bukan berarti kita harus memberikan semua pengetahuan (alat musik) kepada anak, tetapi memberikan sekat waktu belajar anak dan melihat dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat bermain alat musik.

Anak usia dini yang bermain angklung dan gamelan bersama guru dan orangtua (dokpri Bayu)
Anak usia dini yang bermain angklung dan gamelan bersama guru dan orangtua (dokpri Bayu)

Angklung dan gamelan merupakan alat musik yang gampang dimainkan, mudah, dan tidak memerikan efek samping kesehatan yang berarti. 

Cara memainkan angklung cukup digoyangkan atau digerakan ke kanan dan ke kiri (sederhananya begitu), dan gamelan cukup dipukul dengan palu atau benda lain yang sejenis. Atas dasar kemudahan penggunaan itulah saya membuat judul tulisan dan bahasan demikian.

Tak hanya itu, angklung dan gamelan adalah alat musik Nusantara, alat musik daerah Jawa, dan ukurannya dapat diperkecil (alat musik mini) sehingga mudah digunakan oleh anak kecil. Terlebih pula komposisi pembuatannya asli layaknya angklung dan gamelan sebenarnya, terbuat dari bambu dan besi baja papan kayu.

Lain hal dengan gitar, ukulele, gendang, dan seruling yang cara untuk memainkanya harus dipetik, ditabuh, dan ditiup. 

Anak belum terlalu mahir menggerakkan jari-jemarinya, telapak tangannya masih lemah dan tidak mampu menabuh dengan keras, dan alat musik tiup memiliki kontak dengan anggota tubuh vital (mulut) yang dikhawatirkan mengontaminasi mulut anak (bakteri atau kuman penyakit). 

Tak hanya itu, alat musik tersebut dapat dibuat dengan bahan sintetik, terbuat dari plastik, sehingga tidak mencerminkan keaslian suatu alat musik daerah, ke-Indonesian-nya hilang.

Dengan dampak tersebut, saya tidak merekomendasikan alat musik petik, tabuh, dan tiup diberikan kepada anak usia dini sebagai media belajar seni musik sebagai usaha mengaja kesehatan anak. Sekaligus upaya menunjukkan sesungguhnya alat musik Nusantara dengan sebaik-baiknya kepada anak, biar tidak salah paham.

Tulisan ini tidak melarang para orangtua membolehkan anak bermain alat musik petik, tabuh, dan tiup (gitar, ukulele, gendang, dan seruling), tetapi hanya menghimbau orangtua untuk senantiasa memperhatikan tumbuh kembang anak terutama segi kesehatan anak.

Kita sendiri paham, anak ketika sakit sangat susah diberikan obat, apalagi anak usia dini, rewelnya minta ampun. Ndak mentolo, tidak tega bila anak harus dipaksa minum obat. Ujung-ujungnya nangis.

Oleh karena itu, peningkatan tumbuh kembang anak, terutama bakat dan minat anak (pengenalan seni musik) menjadi hal penting dan substansial dalam perkembangan anak di masa mendatang. Sebab pada hakikatnya, kita tidak dapat mengendalikan (memaksakan) keinginan anak untuk cinta pada suatu hal yang tidak dicintai olehnya.

Akan tetapi, kita dapat mengarahkan anak untuk mencintai suatu hal yang ia cintai dengan tetap mendukung (support system) terhadap kemajuan anak di masa depan.

Maka dari itu, saya mengajak para orantua untuk mengajarkan anak kepada alat musik angklung dan gamelan sebagai media belajar seni musik pada anak usia dini dengan berbagai pertimbangan yang telah diuraikan tersebut. 

Ayo ajarkan anak bermain musik, sebab dunia kurang asyik tanpa adanya musik!

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun