Tak hanya seni lukis, anak usia dini perlu dikenalkan dengan seni musik. Sebab seni musik menciptakan perasaan anak menjadi lebih baik, senang, dan gembira. Buktikan saja!
Tingkah anak usia dini tidak terkontrol, apa yang ia lihat, apapun itu selalu ingin dimainkan (dipukul, dilempar, digerakan, dan diambil).Â
Tak ada seorang pun yang dapat mengendalikan keinginan anak terhadap suatu benda, namun kita (baca: orangtua) dapat mengarahkan keinginan anak. Salah satunya dalam hal mengajarkan anak mengenai seni musik.
Rasa ingin tahu anak yang tinggi, sebagaimana ditunjukkan dengan tingkah anak yang gemar berperilaku destruktif (padahal hanya ingin mengenal lebih jauh dengan fungsi suatu benda yang dilihatnya), hanya saja kita tidak paham alur pikir sang anak. Itulah mengapa, kebiasaan anak yang demikian dapat kita arahkan ke hal positif, mengenalkan dan mengajarkan seni musik.
Kita hadirkan alat musik di hadapannya, angklung dan gamelan. Anak pasti melakukan serangkaian identifikasi, benda apa ini, bagaimana memainkannya, untuk apa dimainkan, dan perlukah mempelajarinya.
Berdasarkan pikiran anak tersebut, kita setidaknya telah memberikan pendidikan seni musik kepada anak. Kita akan menjelaskan nama alat musik, asal alat musik, terbuat dari apa alat musiknya, cara memainkan, kenapa harus dimainkan, dan pentingnya mempelajari seni musik.
Kenapa saya mengambil contoh alat musik angklung dan gamelan? Kenapa bukan gitar, piano, seruling, dan alat musik lainnya. Hal ini bukan tanpa sebab, pendidikan anak usia dini diberikan secara bertahap dan tentu melihat segi kesehatan daripada penggunaan alat musik tersebut.
Anak yang aktif bukan berarti kita harus memberikan semua pengetahuan (alat musik) kepada anak, tetapi memberikan sekat waktu belajar anak dan melihat dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat bermain alat musik.
Angklung dan gamelan merupakan alat musik yang gampang dimainkan, mudah, dan tidak memerikan efek samping kesehatan yang berarti.Â