Bagaimana tidak, menjadi seorang guru pasti memiliki wawasan luas akan lautan pengetahuan. Berbagai macam ilmu diajarkan, ditransfer kepada para siswa didiknya, agar nanti dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dijalan kebaikan.Â
Tak ada kisahnya seorang guru, hanya seorang individu yang luntang-lantung di jalanan tanpa adanya sepatah dua patah ilmu pengetahuan dari pikirannya. Pasti jauh lebih dari itu, maka wajar bila guru disebut sebagai sumur ilmu pengetahuan.
Memberikan pembelajaran dengan ikhlas, rasa tanggung jawab, jujur, dan amanah menjadi sebuah kunci bahwasanya guru itu kaya amal. Mengabdikan segala tenaga, uang, dan waktunya hanya untuk membuat anak orang, generasi penerus bangsa untuk melek huruf, sadar angka, dan mampu berkarakter akhlak mulia dalam kesehariannya.
Usaha-usaha semacam itu, tak ternilai harganya dengan nominal rupiah yang diberikan oleh pemerintah sebagai gaji ataupun honor. Penanaman karakter, pengenalan huruf dan angka menjadi sebuah tugas berat bagi seorang guru yang balasannya sungguh besar kelak nanti dan tidak disangka-sangka.
Apabila kamu ingin menjadi guru hanya ingin kaya harta, bukan disini tempat kamu bermain. Dunia pendidikan bukanlah tambang bisnis yang mendatangkan profit bertriliunan dalam setahun.Â
Jika kamu ingin menjadi guru untuk memberikan secuil ilmu pengetahuan kepada generasi penerus, sebagai upaya kontribusi kepada negara, dan bentuk kewajiban warga negara yang baik, maka kamu pantas menjadi seorang guru.
Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana model guruku dahulu dengan gurumu di era sekarang. Memang ada perbedaan yang signifikan, tapi memiliki landasan yang sama, seorang guru, pasti digugu lan ditiru. Selamat hari guru 2021.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H