Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi Guru Bukan Jalan Kaya Harta, Mengenang Guruku dan Gurumu

26 November 2021   22:44 Diperbarui: 27 November 2021   06:31 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang guru PAUD, mengajarkan hal dasar dalam kehidupan (dokpri)

Bagaimana tidak, menjadi seorang guru pasti memiliki wawasan luas akan lautan pengetahuan. Berbagai macam ilmu diajarkan, ditransfer kepada para siswa didiknya, agar nanti dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dijalan kebaikan. 

Tak ada kisahnya seorang guru, hanya seorang individu yang luntang-lantung di jalanan tanpa adanya sepatah dua patah ilmu pengetahuan dari pikirannya. Pasti jauh lebih dari itu, maka wajar bila guru disebut sebagai sumur ilmu pengetahuan.

Memberikan pembelajaran dengan ikhlas, rasa tanggung jawab, jujur, dan amanah menjadi sebuah kunci bahwasanya guru itu kaya amal. Mengabdikan segala tenaga, uang, dan waktunya hanya untuk membuat anak orang, generasi penerus bangsa untuk melek huruf, sadar angka, dan mampu berkarakter akhlak mulia dalam kesehariannya.

Usaha-usaha semacam itu, tak ternilai harganya dengan nominal rupiah yang diberikan oleh pemerintah sebagai gaji ataupun honor. Penanaman karakter, pengenalan huruf dan angka menjadi sebuah tugas berat bagi seorang guru yang balasannya sungguh besar kelak nanti dan tidak disangka-sangka.

Apabila kamu ingin menjadi guru hanya ingin kaya harta, bukan disini tempat kamu bermain. Dunia pendidikan bukanlah tambang bisnis yang mendatangkan profit bertriliunan dalam setahun. 

Jika kamu ingin menjadi guru untuk memberikan secuil ilmu pengetahuan kepada generasi penerus, sebagai upaya kontribusi kepada negara, dan bentuk kewajiban warga negara yang baik, maka kamu pantas menjadi seorang guru.

Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana model guruku dahulu dengan gurumu di era sekarang. Memang ada perbedaan yang signifikan, tapi memiliki landasan yang sama, seorang guru, pasti digugu lan ditiru. Selamat hari guru 2021.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun