Namun banner masih bisa ditoleransi tanpa gunakan tiang sendiri, ketika diikatkan ke pohon. Maka menjamurlah banner politisi yang diikat ke pepohonan.
Tindakan ini dibenarkan oleh penyelenggara pemilu. Tapi, bagi saya ini sama saja menyakiti tanaman. Iya kalau diikat dengan tali plastik (tali plastik saja sudah keliru, gak ramah lingkungan), ada yang diikat dengan kawat, eh berbekas di tubuh pohon lho.
Baliho dkk, seperti spanduk, ini hanya diikatkan dengan bantuan pohon di kanan dan kiri jalan saja, tanpa tiang penyangga. Tali putus sebelah, sudah bikin keleleran di tanah. Divideokan eh, disangka pengrusakan baliho dkk. Coba mikir, siapa yang salah?
Papan reklame yang super besar di tengah kota, pertigaan jalan raya bahkan perempatan lampu merah. Kadang menimbulkan masalah.
Misal, papan reklame penyangga yang tidak kokoh bisa menimpa pengendara yang melintas bahkan diterpa angin besar sudah tumbang. Ini masalah serius. Jelas pihak pemasang papan reklame yang disalahkan.
Satu lagi, pemasangan baliho dkk di lampu merah sebenarnya menimbulkan permasalahan. Fokus pengendara jadi teralihkan. Akhirnya terjadi lakalantas. Kata si pemasang baliho dkk, biar diketahui banyak orang. Tapi gak disitu juga narohnya.Â
Jadi sebenarnya itu aja inti tulisan ini, pemasangan baliho dkk dapat menyebabkan masalah lingkungan yang serius. Menimbulkan kerusakan lingkungan bahkan membuat kehilangan nyawa orang.Â
Jadi, apakah di kotamu sudah menjamur papan reklame atau baliho politisi?
Semua foto baliho yang tercantum di artikel ini bukan ditujukan untuk mengenalkan para kandidat politisi.
Toh sudah terkenal dari sananya. Apalagi saya bukan timses dari para politisi yang tertera, terus lagi, artikel ini bukan sebuah artikel kerjasama dengan para parpol.