Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Caraku, Jenis Noda, dan Sabun Cuci, Sebuah Trilogi Mencuci Pakaian agar Tetap Awet

28 Mei 2021   16:47 Diperbarui: 29 Mei 2021   02:00 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu cara merawat pakaian adalah mencucinya. Mencuci pakaian itu gampang-gampang susah. Selain butuh tenaga, kalau pakai mesin cuci butuh biaya listrik, juga perlu memilah-milah pakaian, jenis noda, dan sabun cuci yang digunakan agar dapat menjaga keawetan pakaian. Jadi, mencuci enggak asal nyuci.

Variatifnya jenis makanan dan minuman di lingkungan sekitar kita, tentu membawa dampak pada semakin beragamnya jenis noda pada pakaian. Begitu pun dengan perkembangan teknologi, membawa pada semakin banyaknya produk kebersihan, seperti sabun cuci.

Tak hanya itu, bahan pakaian pun berbagai rupa. Ada katun, linen, polyester, cashmere, jersey, hingga lainnya. Hal ini jelas, memiliki keragaman teknik atau cara proses pencucian pakaian. Terlepas dari penggunaan pakaian untuk bagian dalam, atasan, atau bawahan.

Kenapa harus ada beragam teknik pencucian pakaian? Ya jelas dong, untuk menjaga pakaian agar tetap awet, tahan lama, dan enggak mudah rusak. Intinya, mencuci pakaian bukan sekadar mencuci dengan teknik atau metode yang sama.

Pakaian memang tidak bernyawa, tapi butuh perlakuan khusus untuk membuat ia hidup (nyaman) saat dikenakan. Entah dari sisi warna pakaian, kelembutan bahan pakaian, hingga penilaian relatif masing-masing individu.

Jadi, mencuci pakaian itu ada tekniknya. Maka dari itu, saya kemukakan trilogi mencuci pakaian agar tetap awet.

Cara mencuci pakaian (foto dari pixabay.com)
Cara mencuci pakaian (foto dari pixabay.com)
Pertama, cara mencuci pakaian
Secara umum hanya ada dua cara, yakni dicuci pakai tangan (dikucek dan/atau disikat) dan dicuci pakai mesin cuci. Tapi, pada tulisan ini saya pakai cara mencuci pakai tangan. Biar dapat dibedakan antara dikucek dan disikat. 

Terlebih saya enggak punya mesin cuc apalagi kata tetangga, mencuci pakai mesin cuci kadang bikin serat pakaian menjadi rusak, bludruk. 

Maka dari itu, saya urungkan niat beli mesin cuci, sekalian olahraga kalau mencuci pakai tangan. Apa emang pelit gitu ya?

Kedua, jenis noda pakaian
Ada banyak jenis noda pada pakaian, baik yang mudah hilang meski belum dicuci (dicelup, dikucek, dan dibilas) hingga yang sukar sekali dihilangkan, bandel. Entah noda karena kecipratan kuah soto, noda tinta pulpen, kecap, minyak, kunyit, debu, keringat, lumpur, bahkan getah tanaman.

Untuk getah tanaman yang enggak bisa hilang, meski dicuci dengan sabun atau hal lain, bahkan bersifat permanen adalah noda getah pohon pisang. Jadi, kalau mau panen pisang, berhati-hatilah agar tak terkena tetesan getah pohon pisang.

Ketiga, sabun cuci yang digunakan
Dalam kesehariannya kita ada tiga jenis sabun cuci, yakni sabun cuci bubuk, sabun cuci krim, dan sabun cuci cair (likuid). 

Setiap jenis sabun cuci memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing bilamana diaplikasikan saat mencuci pakaian.

Oke, beginilah caraku mencuci pakaian agar tetap awet.

Pakaian yang telah direndam air selama kurang lebih sepuluh menit, saya ambil satu pakaian untuk dicuci. 

Bila pakaian tersebut berbahan katun, maka hanya saya kucek tanpa disikat. Tapi juga melihat jenis nodanya apa, apakah noda berat (kuah soto, kuah opor, kecap) ataupun noda ringan. Jika nodanya ringan, tidak perlu disikat dan menggunakan sabun bubuk saja.

Salah satu cara merawat pakaian, mencuci pakaian (foto dari cleanpedia.com)
Salah satu cara merawat pakaian, mencuci pakaian (foto dari cleanpedia.com)
Sederhananya, saya mencuci pakaian tergantung pada jenis bahan pakaian, noda, dan sabun cuci yang digunakan.

Jika pakaian itu jeans, saya sikat. Entah noda berat maupun noda ringan, tergantung pada kuat lemahnya menyikat pakaian tersebut.

Bila noda ringan, saya sikat secara lembut atau perlahan. Sedangkan jenis sabun, saya pakai sabun bubuk untuk noda ringan dan pakai sabun krim bila noda agar berat (kecap), serta memakai sabun likuid jika noda berat (kuah soto, kuah opor, bahkan kunyit).

Apakah kamu mengalami kebingungan saat membaca tulisan ini pada bagian ini? Sebab saya sepertinya kehilangan arah. Mungkin karena angin kencang yang menerpa kediaman saya. Oke, saya ulangi lagi.

Cara mencuci pakaian dengan noda membandel, menjemur cucian (foto dari pixabay.com)
Cara mencuci pakaian dengan noda membandel, menjemur cucian (foto dari pixabay.com)
Dalam mencuci pakaian, saya memutuskan menyikat pakaian apabila nodanya ringan dengan jenis bahan pakaian jeans atau katun yang tebal. Sedangkan, bilamana pakaian tersebut berbahan katun tipis, polyester atau katun sintetis, saya memilih untuk menguceknya saja supaya tidak mudah bludruk dan melar, kan bahannya tipis dengan sabun bubuk.

Sedangkan, pakaian katun tipis atau campuran katun yang nodanya membandel (kena cipratan kuah lodeh, kunyit), maka saya pilih menguceknya dengan sabun likuid. Kenapa dengan sabun jenis likuid? Supaya serat pakaian yang terkena noda lekas terikat dengan bahan aktif si sabun likuid tadi. Sehingga, dua hingga lima kali kucek udah hilang. 

Lain hal bila pakaian tersebut, katun tebal atau jeans, saya menggunakan sabun krim (sabun colek) lalu menguceknya. Hal ini dikarenakan, noda membandel tidak selalu harus disikat, apalagi disikat kencang. Ini menyebabkan pakaian bludruk, warna pudar, dan mudah robek. 

Jadi, menghilangkan noda membandel pada pakaian, seperti kena air atau bumbu kunyit, kuah soto, kuah rawon, kuah opor, dan semacamnya diwajibkan untuk dikucek menggunakan sabun likuid atau krim. 

Bilamana nodanya tidak bandel, seperti keringat, debu, bahkan air gula mending dikucek dengan sabun bubuk saja. Sebab nodanya mudah lepas atau hilang, tidak perlu pakai sabun krim atau likuid.

Mengapa demikian? 

Secara komposisi sabun cuci memiliki tingkat keaktifan bahan bakunya beragam. Coba lihat kemasan produk sabun cuci pakaian di rumah kamu! 

Setiap jenis sabun cuci memiliki bahan aktif dengan porsi sendiri-sendiri. Maka tak jarang, sabun krim dan likuid cocok guna mengusir noda membandel.

Terlebih lagi, apakah kamu pernah menggunakan atau menemukan sabun cuci piring atau perabotan dapur berjenis sabun cuci bubuk? 

Saya yakin tidak. Bila ada, kasih tahu ya di kolom komentar. Ini menandakan, bahwa sabun cuci bubuk memang ditujukan untuk mencuci pakaian dengan level noda yang ringan. 

Jadi, itulah cara saya mencuci pakaian (salah satu cara merawat pakaian) agar tetap awet. Kenali jenis noda dan bahan pakaian, tentukan sabun cuci yang akan digunakan, dan lakukan cara mencuci pakaian yang sesuai. 

Bayu Samudra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun