Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menakar Pentingnya Pendidikan Mitigasi Bencana bagi Masyarakat Indonesia

8 April 2021   15:50 Diperbarui: 9 April 2021   07:29 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, perilaku merusak lingkungan gak bakal ada di Indonesia. Tebang pohon di hutan bakal pakai sistem tebang pilih, menjaga DAS, tidak bermukim di pinggiran sungai, tidak membuang sampah di sembarang tempat, melakukan reboisasi pada hutan gundul, menanam mangrove di pesisir pantai, dan memiliki hobi berkebun di setiap rumah (memiliki taman di rumah atau sekadar meramaikan halaman kosong dengan tanaman hias).

Upaya tersebut bakal mendarah daging pada hati dan pikiran masyarakat Indonesia, bilamana sedari awal telah ditanamkan pentingnya pendidikan mitigasi bencana. Paling tidak, kita telah mempu mencegah terjadinya tanah longsor, kekeringan, dan banjir.

Selain itu, keanekaragaman hayati, seperti flora fauna, masih terjaga kelestariannya. Sehingga anak cucu kita masih dapat menikmati kicauan merdu para burung, kemolekan para bunga, dan keasrian hutan.

Bagaimana dengan bencana alam lain, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan angin beliung?

Bencana alam tersebut memang sulit diprediksi kehadirannya. Namun, instrumen penelitian telah cukup memberikan informasi kepada masyarakat akan terjadinya suatu bencana alam tersebut. Apa pusat pengamatan gunung api, BMKG, BNPB, dan lembaga kajian lain yang siap memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana alam tersebut.

Misalnya dengan memberikan seminar kepada kader karang taruna, penyampaian informasi yang tiada henti kepada masyarakat melalui pemanfaatan teknologi, memberikan peringatan dini kepada masyarakat rawan bencana, dan melakukan serangkaian edukasi kepada siswa-siswi di sekolah.

Dengan demikian, paling tidak tidak ada lagi bencana tanah longsor, kekeringan, dan banjir di Indonesia untuk beberapa tahun mendatang. Sebab semua masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran kecintaan pada lingkungan. Tinggal bagaimana peran aktif lembaga lain yang mengamati aktivitas fluktuatif gelombang, getaran dalam bumi, siklus angin, dan pergerakan kawah suatu gunung berapi.

Bencana tidak akan pernah memberi aba-aba dalam menumpahkan kekesalan kepada manusia. Tetapi, manusia harus siap sedia sebelum bencana datang menyerbu. Salah satu langkah nyata adalah peningkatan porsi pendidikan mitigasi bencana bagi masyarakat.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun