Sehingga, perilaku merusak lingkungan gak bakal ada di Indonesia. Tebang pohon di hutan bakal pakai sistem tebang pilih, menjaga DAS, tidak bermukim di pinggiran sungai, tidak membuang sampah di sembarang tempat, melakukan reboisasi pada hutan gundul, menanam mangrove di pesisir pantai, dan memiliki hobi berkebun di setiap rumah (memiliki taman di rumah atau sekadar meramaikan halaman kosong dengan tanaman hias).
Upaya tersebut bakal mendarah daging pada hati dan pikiran masyarakat Indonesia, bilamana sedari awal telah ditanamkan pentingnya pendidikan mitigasi bencana. Paling tidak, kita telah mempu mencegah terjadinya tanah longsor, kekeringan, dan banjir.
Selain itu, keanekaragaman hayati, seperti flora fauna, masih terjaga kelestariannya. Sehingga anak cucu kita masih dapat menikmati kicauan merdu para burung, kemolekan para bunga, dan keasrian hutan.
Bagaimana dengan bencana alam lain, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan angin beliung?
Bencana alam tersebut memang sulit diprediksi kehadirannya. Namun, instrumen penelitian telah cukup memberikan informasi kepada masyarakat akan terjadinya suatu bencana alam tersebut. Apa pusat pengamatan gunung api, BMKG, BNPB, dan lembaga kajian lain yang siap memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana alam tersebut.
Misalnya dengan memberikan seminar kepada kader karang taruna, penyampaian informasi yang tiada henti kepada masyarakat melalui pemanfaatan teknologi, memberikan peringatan dini kepada masyarakat rawan bencana, dan melakukan serangkaian edukasi kepada siswa-siswi di sekolah.
Dengan demikian, paling tidak tidak ada lagi bencana tanah longsor, kekeringan, dan banjir di Indonesia untuk beberapa tahun mendatang. Sebab semua masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran kecintaan pada lingkungan. Tinggal bagaimana peran aktif lembaga lain yang mengamati aktivitas fluktuatif gelombang, getaran dalam bumi, siklus angin, dan pergerakan kawah suatu gunung berapi.
Bencana tidak akan pernah memberi aba-aba dalam menumpahkan kekesalan kepada manusia. Tetapi, manusia harus siap sedia sebelum bencana datang menyerbu. Salah satu langkah nyata adalah peningkatan porsi pendidikan mitigasi bencana bagi masyarakat.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H