Hal yang tak terduga dan tak terbayangkan, saya masuk ke PTN yang sama sekali tak mengenalinya. Tak tau asal usulnya. Pokoknya daftar aja dulu. Gampangnya gitu. Â
Otomatis, semua rencana pengambilan program studi pun berubah drastis. Dari awalnya mau terjun payung ke prodi eksak, bioteknologi dan peternakan. Harus diubah dalam hitungan detik. Saat ditanya petugas pendaftaran PTN dadakan tersebut. Akhirnya, asal jeplak setelah membaca singkat brosur pendaftaran.Â
Sungguh di luar rencana dan nalar. Pengambilan keputusan mendadak. Tergesa-gesa, tanpa pertimbangan. Modal dengkul dan senyuman.Â
Akhirnya menjatuhkan pilihan pada program studi di FISIP. Nggak lagi eksak. Terlebih udah cukup bosan melihat angka, rumus, dan kalkulator. Pusing sudah. Ingin yang baru.
Pilihan selalu terbuka lebar. Datangnya pun tiba-tiba. Kadang tanpa pertimbangan matang. Malah itulah yang bikin bahagia dan tenang. Tidak terbebani dan tidak mengecewakan.
Kegagalan masuk PTN idaman dan ditolak sebanyak tiga kali pada sekolah kedinasan, membuat saya terus semangat mengejar cita-cita dan tidak pantang mundur.Â
Artinya, apabila kamu, yang saat ini sedang berjuang meloloskan diri pada SNMPTN, UTBK SBMPTN, bahkan seleksi masuk sekolah kedinasan. Jangan menyerah jika kamu gagal. Jangan berhenti melangkah jika kamu kalah. Pantang mundur. Maju terus sampai dapat.
Kegagalan ada karena kita berada dalam kondisi yang tidak tepat. Bukan karena kemampuan kita yang rendah.Â
Gagal satu kali, janganlah menyerah. Gagal seribu kali, janganlah menyerah. Berjuanglah dan jangan takut gagal (lirik lagu Jangan Takut Gagal *).
*lupa siapa penyanyinya.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H