Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cocote Tonggo, Jangan Menggunakan Alat Kontrasepsi Sebelum Hamil

15 Maret 2021   13:15 Diperbarui: 15 Maret 2021   13:19 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan suami istri yang bahagia melihat hasil uji kehamilan, dua garis biru (foto dari id.theasianparent.com)

Kontrasepsi buatan memiliki berbagai jenis kontrasepsi. Variatif. Banyak pilihannya. Mulai dari pil KB, implan, suntik KB, IUD, kondom, hingga spermisida.

Secara ekonomis, pemilihan jenis kontrasepsi buatan tentu berpegangan pada keterjangkauan harga. Selain kemudahan penggunaan dan keefektifan dalam menunda kehamilan. 

Oleh karena itu, mayoritas sahabat dan tetangga saya menjatuhkan pilihan pada penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi buatan. Harga terjangkau, mudah digunakan, aman ditelan, dan efektif menunda kehamilan. 

Artinya gak mau ruwet. Kalau suntik, takut jarum suntik. Kalau pilih IUD atau implan, khawatir gak bisa dilepas. Mending, menelan pil saja. Pil KB.

Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah penggunaan alat kontrasepsi memiliki dampak masa mendatang terhadap terjadinya kehamilan? Iya.

Ilustrasi pasangan yang sudah berhubungan intim (foto dari grid.id)
Ilustrasi pasangan yang sudah berhubungan intim (foto dari grid.id)

Penggunaan alat kontrasepsi buatan memiliki dampak masa mendatang terhadap terjadinya kehamilan.

Dampak pertama, jelas menunda kehamilan. Hal ini dikarenakan proses pembuahan terhambat karena adanya kandungan hormon yang dibawa oleh alat kontrasepsi buatan, sehingga menghambat laju sel sperma menuju sel ovum pada tuba fallopi. 

Gampangnya, terdapat pembatas yang sulit ditembus oleh sel sperma agar menggagalkan proses penyatupaduan sperma dan ovum. Upaya ini, efektif menunda kehamilan.

Dampak kedua, tidak dapat produktif. Kegagalan kerja organ reproduksi. Tingginya kadar hormon penangkal bagi sperma untuk dapat menembus ovum, menjadi alasan utama, wanita mengalami kegagalan kerja organ reproduksi atau tidak dapat produktif. Mengalami kesulitan terjadinya kehamilan. Otomatis berkemungkinan besar tidak memiliki momongan.

Bagi pasangan suami istri yang sudah memiliki momongan, dampak dari pada penggunaan alat kontrasepsi tersebut, bukanlah menjadi suatu masalah krusial. Hal ini benar dilakukan, sebagai bentuk penekanan angka kelahiran yang tinggi, sekaligus peningkatan kesejahteraan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun