Kontrasepsi buatan memiliki berbagai jenis kontrasepsi. Variatif. Banyak pilihannya. Mulai dari pil KB, implan, suntik KB, IUD, kondom, hingga spermisida.
Secara ekonomis, pemilihan jenis kontrasepsi buatan tentu berpegangan pada keterjangkauan harga. Selain kemudahan penggunaan dan keefektifan dalam menunda kehamilan.Â
Oleh karena itu, mayoritas sahabat dan tetangga saya menjatuhkan pilihan pada penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi buatan. Harga terjangkau, mudah digunakan, aman ditelan, dan efektif menunda kehamilan.Â
Artinya gak mau ruwet. Kalau suntik, takut jarum suntik. Kalau pilih IUD atau implan, khawatir gak bisa dilepas. Mending, menelan pil saja. Pil KB.
Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah penggunaan alat kontrasepsi memiliki dampak masa mendatang terhadap terjadinya kehamilan? Iya.
Penggunaan alat kontrasepsi buatan memiliki dampak masa mendatang terhadap terjadinya kehamilan.
Dampak pertama, jelas menunda kehamilan. Hal ini dikarenakan proses pembuahan terhambat karena adanya kandungan hormon yang dibawa oleh alat kontrasepsi buatan, sehingga menghambat laju sel sperma menuju sel ovum pada tuba fallopi.Â
Gampangnya, terdapat pembatas yang sulit ditembus oleh sel sperma agar menggagalkan proses penyatupaduan sperma dan ovum. Upaya ini, efektif menunda kehamilan.
Dampak kedua, tidak dapat produktif. Kegagalan kerja organ reproduksi. Tingginya kadar hormon penangkal bagi sperma untuk dapat menembus ovum, menjadi alasan utama, wanita mengalami kegagalan kerja organ reproduksi atau tidak dapat produktif. Mengalami kesulitan terjadinya kehamilan. Otomatis berkemungkinan besar tidak memiliki momongan.
Bagi pasangan suami istri yang sudah memiliki momongan, dampak dari pada penggunaan alat kontrasepsi tersebut, bukanlah menjadi suatu masalah krusial. Hal ini benar dilakukan, sebagai bentuk penekanan angka kelahiran yang tinggi, sekaligus peningkatan kesejahteraan keluarga.