Mohon tunggu...
Bay Bayu Firmansyah
Bay Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka Ngomong Lewat Mulut dan Tulisan

Seorang mahasiswa magister Komunikasi yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hidup dengan Efisien Menggunakan Matriks Eisenhower

16 September 2024   16:45 Diperbarui: 17 September 2024   07:31 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi waktu | Unsplash.com

Di sisi lain, tugas yang memiliki label "penting" adalah tugas yang dapat mempengaruhi misi, nilai, dan tujuan jangka panjang kamu. Tugas-tugas ini bisa jadi tidak memberikan dampak langsung (karena itu kerap diabaikan). Bisa juga tugas penting bersifat mendesak, walau jarang.

Berfokus pada tugas-tugas penting akan membuat kamu memiliki pola pikir yang responsif, yang bisa membuat kamu merasa tenang, rasional, dan terbuka terhadap gagasan-gagasan baru.

Contoh tugas penting bisa mencakup: Merencanakan proyek kerja jangka panjang, membangun jaringan komunitas bisnis yang kuat, melakukan perawatan terhadap peralatan kantor, dan lain sebagainya.

Epilog

Memang benar bahwa masyarakat kita bukanlah masyarakat Jepang yang disiplin terhadap waktu, bukan masyarakat Korea Selatan yang gila kerja, atau masyarakat eropa yang produktif.

Namun, bukan berarti bahwa kita tidak bisa menjadi seperti mereka hanya karena kebiasaan ngaret atau manajemen waktu yang buruk sudah menjadi budaya di negeri ini. Kita memiliki 24 jam yang sama dengan mereka, bukan?

Kebiasaan buruk yang dinormalisasi perlu menjadi alarm bagi kita, khususnya anak-anak muda, agar kelak dapat bersaing dengan masyarakat global yang terkenal dengan budayanya yang sangat menghargai waktu.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Namun, lebih baik tidak pernah terlambat sama sekali."- The Decision Book (Lima Puluh Pola Pemikiran Strategis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun