Maraknya isu joki skripsi di media sosial telah membawa saya mengenang kembali masa-masa kuliah S1 dahulu. Suatu waktu di masa perkuliahan, saya yang kala itu sedang mencari pemasukan tambahan mendapat kesempatan untuk menjadi penjoki di salah satu perusahaan joki tugas kuliah terbesar di Indonesia.Â
Melihat besarnya nominal komisi yang bisa diraih setiap bulan, menyadarkan saya betapa bisnis ini sangat menggiurkan di tengah permintaan pasar yang masif.
Belum genap dua bulan menjadi penjoki, saya mulai dirasuki rasa galau yang sulit terdefinisikan setiap kali menerima proyekan dari si bos. Saya sering kali menolak proyek joki dengan alasan sedang ada kesibukan lain.Â
Penolakan terhadap proyek joki itu terjadi beberapa kali. Saya sendiri bingung, padahal niat masuk perusahaan ini untuk menambah uang saku, tapi entah kenapa saya malah menolak setiap proyek yang disodorkan.
Dengan tanpa pernah mengerjakan satu proyek pun, saya memutuskan untuk mundur dari perusahaan.Â
Setelah saya renungkan kembali, alasan sebenarnya saya tidak pernah mau mengerjakan proyek joki skripsi karena selalu terbayang wajah orang tua dari si klien yang mengharapkan anaknya lulus dengan kejujuran dan usaha sendiri, sehingga mereka bisa dengan bangga memamerkan keberhasilan anaknya dalam meraih gelar sarjana kepada sanak saudara.
Sayangnya, pemahaman tentang pentingnya integritas dan kejujuran tidak dimiliki oleh setiap insan akademik. Keberadaan joki skripsi yang seyogianya menjadi hama dalam dunia pendidikan, malah kian dianggap sebagai pupuk yang bisa mempercepat proses terselesaikannya pendidikan seseorang.Â
Terdapat argumentasi dari warganet yang melegitimasi penggunaan jasa joki skripsi. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa joki skripsi tak ubahnya Google yang membantu kita dalam mencari sumber referensi. Warganet lain mengatakan bahwa joki skripsi mirip dengan asisten rumah tangga yang turut meringankan tanggung jawab kita.
Dilansir dari Tirto, Penelitian dari Universitas Airlangga mencoba untuk mencari tahu alasan mengapa mahasiswa menggunakan jasa skripsi. Beberapa alasannya, yaitu: tekanan akademik yang tinggi dan tugas yang menumpuk, terinspirasi dari teman-teman kuliah, dan kepercayaan diri bahwa mereka bisa menutupi hasil kecurangan dengan rapi.
Mengkhianati Kepercayaan Orangtua