Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

➡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kreativitas Sulistyorini Meyikapi "Sampah" Kantong Plastik

10 Juli 2020   23:41 Diperbarui: 11 Juli 2020   08:46 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, menyikapi kantong plastik yang sudah menumpuk di rumah jika belum dibuang bisa didaur ulang-digunakan sebagai bahan untuk membuat kerajinan. Dari sini bisa didapat dua nilai positif. 

Yang pertama: mengurangi-meminimalisir sampah plastik, meskipun pada akhirnya nanti juga akan menjadi sampah. Dan yang kedua meningkatakan pendapatan ekonomi masyarakat dari sektor sampah plastik.

Bunga Plastik: Dokpri
Bunga Plastik: Dokpri
Seperti yang dilakukan Sulistiyorini. Warga Bantul Yogyakarta. Ia rajin mengumpulkan sampah plastik kemudian dijadikan berbagai bentuk kerajinan. 

Ada yang dibikin bunga, sepatu, tas, dompet,sendal, dan masih banyak lagi bentuk kerajinan lainnya. Hal ini bisa memperlambat penyebaran sampah plastik yang ada.

Ibu Sulistyorini bekerjasama dengan BLH, Yogyakarta dan bank sampah Bantul guna memberi pelatihan terhadap UKM untuk membuat kerajinan dari limbah sampah plastik-kantong kresek. 

Bukan itu saja, beberapa kali sempat diundang ke luar daerah untuk mendampingi para UKM dengan fasilitasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.   

Soal pelarangan ini menurut saya bukan saja diberlakukan hanya kepada pemakainnya saja, akan tetapi yang lebih penting  pelarangan terhadap pembuatannya. 

Atau diterapkan dari hulu ke hilir harus sama sama dilarang. Artinya, sama juga bohong jika dilarang dalam penggunaannya tetapi tetap dibiarkan untuk diproduksi. Itulah barangkali jalan keluar yang harus diterapkan.  

Jazir Hamid. 10 Juli 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun