Penerapan protokol fase kenormalan baru dimaksudkan agar wisatawan nyaman dan tenang saat mengunjungi destinasi yang dituju.Â
Oleh karenanya  fasilitas pariwisata harus benar benar diusahakan memadahi dan layak sesuai standar protokol yang ada
Ini penting,  karna  protokol ini nanti akan menjadi standar dan kultur baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.Â
Strategi penerapannya pun harus dilakukan secara bertahap. Sekiranya anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarananya tidak mencukupi, mengingat hampir tiga bulan tak ada  pemasukan sama sekali. Kalaupun ada sedikit sisa dana kas barangkali sudah digunakan untuk maintenance selama ditutup ini.
Hal pertama yang perlu dilakukan setelah melengkapi sarana dan prasaran di atas adalah simulasi.Â
Selanjutnya lakukanlah  sosialisasi, diteruskan dengan publikasi kepada khalayak. Baru kemudian dilakukan uji coba.
Dalam pelaksanaannya perlu keterlibatan dinas pariwisata yang membidangi permasalahan tesebut. Dengan harapan pelaksanaannya pun bisa lebih terarah dan sistimatis dengan pengawasan yang ketat serta disiplin serta mempertimbangkan kondisi masing masing daerah.
Bagi pengelola destinasi wisata tidak perlu patah semangat dengan adanya rumor Tren pariwisata bergeser ke solo travelling dan staycation.Â
Sebab idealnya wisata itu senang bareng bareng. Di tempat yang ramai menikmati pesona wisata.
Solo travelling dan staycation menurut saya adalah sebuah tren wisata bagi orang orang yang punya kelebihan uang dan cenderung introvert.
So.. itu tidak penting, yang lebih penting sekarang adalah bagaimana agar destinasi wisata kita benar benar siap untuk menyambut fase tatanan New Normal pariwisata sembari berdoa semoga pandemi ini segera berakhir dan keadaan benar benar normal seperti kemaren kemaren. Amin.