Pada menit terakhir jelang penutupan pendaftaran lalu, PPP muncul sebagai super hero bagi pasangan Agus-TBL karena menjadi partai penyelamat untuk memastikan maju pada pesta demokrasi lima tahunan di Sulsel bersama Partai Gerindra.
Dengan keluarnya surat rekomendasi kepada Agus-TBL, membuat gejolak ditubuh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sulsel. Bahkan, gejolak tersebut memakan korban dengan dikeluarkannya Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW PPP Sulsel, Rizal Syarifuddin.
Rotasi yang terjadi ditubuh internal DPW PPP Sulsel tersebut terjadi lantaran Rizal Syarifuddin sebagai salah satu akder PPP Sulsel yang mengantar dan menyerahkan rekomendasi kepada pasangan Agus-TBL. Dengan demikian, kata yang pas untuk PPP bagi saya adalah sandiwara.
Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan Demokrat, PPP tentu lebih beresiko memilih jalan politiknya di Pilgub Sulsel. Jika Partai demokrat seperti pepatah bugis mengatakan "manre haliki garagajiE" yang artinya tindakan yang diambil tidak ada ruginya.
Maka PPP juga seperti dalam pepatah bugis "lao lisu mappibali" artinya pulang pergi menjadi lawan. Maksudnya, jika pada akhirnya Agus-TBL yang akan menang, maka kader yang konsisten mendukung IYL-Cakka di Pilgub kemungkinan besar akan terluntah-luntah.
Begitu juga sebalikknya ketika IYL-Cakka yang menang maka kader yang total mendukung Agus-TBL akan mengalami nasib yang sama. Akan tetapi, namanya politik semua bisa berubah kapan saja. Tergantung bagaimana meramunya untuk mencapai kepentingan.
Apalagi, kader PPP yang total mendukung IYL-Cakka mengaku telah melakukan konsultasi dengan pihak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP dan itu dimaklumi. Dengan demikian, pilihan politik sandiwara PPP di Pilgub akan berjalan sesuai skenario cantik atau malah menjadi sebuah bencana. Tentu waktulah yang akan menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H