Mohon tunggu...
Basilius OdaSanjaya
Basilius OdaSanjaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Self-Development Coach

Praktisi dan ilmuwan pengembangan diri dan pendidikan. Mendalami juga terkait bisnis dan pengembangan karir. Menyukai tantangan dan belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Coaching Jadi Luar Biasa dengan Aliran Psikologi Ini

16 Desember 2022   02:11 Diperbarui: 16 Desember 2022   02:21 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikologi Kognitif memberikan berbagai metode sehingga otak dapat mengeluarkan potensi tersembunyinya. Misalkan saja metode imitasi. Imitasi adalah salah satu topik bahasan dari teori belajar sosial. Dengan dilengkapi pengetahuan dari Psikologi Kognitif, diketahui bahwa mengamati dengan niatan untuk meniru membuat pembelajaran jadi lebih cepat. 

Contohnya ada seseorang ingin belajar teknik khusus menendang bola. Ia mengamati pemain bola yang menendang bola dengan niatan untuk meniru teknik tendangan tersebut. Ternyata di otak terjadi proses aktivasi bagian otak seakan-akan ia yang sedang melakukan tendangan tersebut. Karena ada aktivasi otak tersebut, ia jadi lebih cepat untuk mampu melakukan teknik tendangan itu. Kecepatan belajarnya menjadi lebih cepat dari pada orang yang mengamati tendangan tersebut tanpa niatan untuk meniru. Ini baru satu dari sekian banyak pengetahuan dari Psikologi Kognitif untuk mempercepat proses belajar. 

Paduan kedua aliran tersebut masih menyisakan blindspot terkait bagaimana mengatasi hambatan-hambatan dalam mengembangkan diri. Bagaimana cara agar perkembangan coachee menjadi tidak terbatasi? Jawabannya ada di Psikologi Positif yaitu PERMA (positive emotion, engagement, relationship, meaning, dan achievement). PERMA adalah gabungan dari psychological well-being dengan subjective well-being. Dengan PERMA, coach mendapatkan panduan batas bawah apa yang perlu dilampaui coachee.

Sebagai gambaran misalkan saja seorang coachee sudah menetapkan tujuannya sendiri dan tahu cara optimal untuk mengembangkannya tetapi masih ada hambatan negative emotion. Proses perkembangan coachee jadi terhambat jika tidak dibangun positive emotion terlebih dahulu. 

Ketiga aliran ini saling melengkapi satu sama lain. Psikologi Positif jika berdiri sendiri menjadi terlalu luas dan tidak terarah. Psikologi Kognitif juga merupakan sarana yang tidak berarti tanpa tujuan yang jelas. Teori belajar sosial juga tidak akan optimal tanpa kedua aliran yang lain.

Dari ketiga aliran tersebut yang menjadi pusat dari proses coaching adalah self-regulation dari aliran neobehaviorisme. Teori ini yang paling menarik bagi penulis karena peran utamanya yaitu memicu otonomi dari coachee. Coachee yang otonom akan membuka pikirannya seluas mungkin untuk mencapai tujuannya. Pengalaman menentukan tujuannya sendiri, perencanaan, eksekusi, hingga evaluasi akan membangun kesadaran pribadi untuk belajar. Coachee akan belajar dari segala hal dan coach tinggal mengarahkan dan melengkapi sudut pandang coachee. Ibarat perkalian dalam Matematika, self-regulation menjadi pengkali dari sisi coachee dan aliran psikologi lainnya menjadi pengkali dari sisi coach.

Bagaimana? Apakah siap menjadi coach yang lebih handal? Yuk pelajari ketiga aliran Psikologi ini jika ingin melesatkan klienmu ke potensi mereka yang luar biasa.

Ada pertanyaan? Tulis di kolom komentar atau hubungi odasanjaya@gmail.com untuk agar saya buatkan tulisan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun