Psikologi kognitif adalah aliran psikologi yang berfokus pada studi mengenai kinerja otak. Bagaimana kinerja atensi, persepsi, memori, dan berpikir adalah topik yang digali pada cabang psikologi ini. Proses mental yang membuat manusia berpikir, merasa, dan bertindak yang tidak terlihat justru mendasari segala perilaku yang terlihat.Â
Studi Psikologi Kognitif semakin lengkap dengan pendekatan neurologis. Neuropsikologi melihat kinerja otak menggunakan alat-alat yang dapat mendeteksi aktivasi bagian-bagian otak dan juga proses-proses neuronnya. Berbagai insight mengejutkan ditemukan di dalam studi ini. Ditemukan berbagai metode untuk mengoptimalkan proses belajar manusia sehingga manusia dapat belajar keterampilan baru lebih cepat.Â
Psikologi Positif
Psikologi Positif adalah aliran Psikologi yang mengkritik jumlah penelitian Psikologi terlalu dominan membahas tentang sisi negatif dari manusia. Pengembangan ilmu lebih banyak membahas cara mengatasi gangguan mental daripada bagaimana meningkatkan kualitas hidup manusia. Sebenarnya studi tentang gangguan mental sangat dibutuhkan untuk menyikapi berbagai problem psikologis dan juga mengisi blindspot dari pendekatan medis. Namun, justru mayoritas manusia yang tidak memiliki masalah secara mental menjadi kurang tersentuh.Â
Manusia butuh memahami cara untuk mengaktualisasi diri, meningkatkan kualitas hidup, dan terus meningkatkan taraf kebahagiaan. Inilah yang menjadi topik utama dari Psikologi Positif. Studi Psikologi Positif menjadi kebalikan dari studi tentang permasalahan psikologis. Studi permasalahan psikologis berfokus pada meningkatkan kualitas manusia mencapai batas maksimal ketiadaan masalah atau gangguan. Di lain sisi, studi Psikologi Positif membahas batas minimal yang perlu dimiliki manusia sehingga dapat berkembang tanpa batas.
Aliran-Aliran Psikologi Yang Mendukung Proses Coaching
Psikologi Neobehaviorisme, Psikologi Kognitif, dan Psikologi Positif adalah aliran Psikologi yang sangat mendukung efektivitas proses coaching. Aliran lain sebenarnya juga mendukung seperti psikoanalisis, neofungsionalisme, dan behavioristik tradisional tetapi sifatnya hanya suplemen pendukung. Aliran lain bermanfaat sebagai pengetahuan atau pun tools tambahan. Poin utama kesuksesan coaching adalah kesadaran diri, inisiatif, kemampuan kognitif, dan perkembangan tanpa batas dari klien yang dijawab oleh Neobehaviorisme, Psikologi Kognitif, dan Psikologi Positif.Â
Neobehaviorisme terutama teori belajar sosial menjadi panduan untuk mengelola motivasi, mengelola kemampuan, dan pengelolaan tujuan dari coachee (klien dari proses coaching). Teori belajar sosial yang memiliki manfaat-manfaat tersebut adalah teori self-efficacy dan self-regulation. Kedua teori ini termasuk topik yang dibahas di studi Psikologi Positif karena berhubungan dengan peningkatan produktivitas.Â
Self-efficacy dapat digunakan untuk memahami kesiapan mental dari coachee terkait kemampuan yang ingin ditingkatkan. Self-efficacy juga dipakai untuk mendapat gambaran mengenai tingkatan tantangan yang sesuai dengan kondisi coachee. Jika tantangan terlalu berat maka akan beresiko menimbulkan efek jera. Jika tantangan terlalu ringan, akan beresiko menimbulkan kebosanan.Â
Teori self-regulation digunakan untuk memandu coachee merumuskan tujuannya sendiri dan mengarahkan pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan tersebut. Kemandirian coachee ditumbuhkan melalui keterampilan ini. Coachee mengembangkan kemampuan perencanaan, eksekusi, dan evaluasi dalam mencapai tujuan yang ia tetapkan sendiri. Karena tujuan datang dari diri sendiri, kesiapan mental coachee jadi berada di puncaknya sehingga mendukung efektivitas pembelajaran (law of readiness). Motivasi juga menjadi intrinsik karena tujuan yang dikejar dan dicapai adalah tujuan pribadinya.
Blindspot dari teori belajar sosial adalah bagaimana mengoptimalkan perkembangan diri. Kesiapan, kesadaran, dan motivasi memang berperan sangat besar tetapi masih belum diketahui metode belajar apa yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Psikologi Kognitif menjadi jawabannya.