Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Alumni Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belum Sanggup Sewa Asisten Rumah Tangga, Suami Wajib Bantu Istri

1 November 2020   14:23 Diperbarui: 1 November 2020   14:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari libur seperti ini, turut terjun membantu istri memang sudah menjadi kebiasaan. Kan enak tuh istri memainkan spatula di atas kompor, suami yang mengiris bawang. Bisa ikut terharu karena pedisnya bawang, hahaha.

Bagi yang sudah terbiasa sejak kecil sih tidak masalah lagi. Apalagi bagi yang saat sekolah dulu numpang hidup di rumah keluarga. Kemungkinan sudah menjadi kebiasaan mencuci baju dan membersihkan rumah.

 Saya juga pernah merasakannya. Kan malu kalau baju dicucikan orang lain. Sesekali juga bantu mencuci piring. Apalagi soal menyapu halaman rumah, itu sudah menjadi kewajiban.

Saya mengakui, sesekali atau bahkan beberapa kali muncul bisikan di kepala bilang begini : "Kamu itu raja di rumah, sudah menjadi tugasmu mencari nafkah. Kok masih mau turun tangan di rumah." Alamak. 

Tapi jika keseringan membantu istri di rumah itu bakal lebih gimana-gitu. Setidaknya itu yang saya lihat pada beberapa kawan yang rajin masak di rumahnya. 

Mungkin saya belum bisa seperti Almarhum Bapak yang pandai memasak di rumah. Meracik bumbu. Apalagi menu ikan bakar dengan sambal pedas dabu-dabu. Mmmmm. Maknyus lah.

Dan itu selalu menjadi pemandangan lazim setiap hari Ahad. Bapak berbelanja ke pasar. Kemudian membersihkan ikan. Membakarnya. Terus membuat sambal super pedas. Alamak, air liur saya menetes. 

Kalau dipikir-pikir, apa susahnya bagi suami untuk menekan tombol "start" pada mesin cuci? Atau mencuci piring sendiri di westafel setelah makan? Atau menyetrika pakaian dikala istri sibuk mengurus anak?

Sayangnya, istri saya yang selalu ingin bagian itu, harus dia yang menyetrika baju. Hehehe.

Masih ada satu pekerjaan rumah yang saya masukkan kategori berat : Melipat pakaian yang selesai dicuci. Nggak percaya? Coba deh lakukan. Hehehe.

Ada tips dari seorang kawan. Kalau ingin melihat istri tersenyum saat melipat baju, coba simpan uang kertas warna biru atau merah di saku baju/celana.  Biasanya itu akan terdeteksi saat dicuci atau dilipat. Lakukan sesering mungkin. Hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun