BPS mencatat andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,10 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi adalah tarif angkutan antar kota sebesar 0,04 persen; tarif angkutan udara dan tarif kereta api masing-masing sebesar 0,02 persen; dan tarif parker sebesar 0,01 persen.
Sampai saat ini, harga tiket pesawat masih relatif mahal. Isu ini mengundang banyak tanya dari para netizen. Alternatif kebijakan yang diambil oleh pemerintah adalah dengan wacana mengundang maskapai asing. Kebijakan ini dinilai akan menekan harga tiket yang melambung tinggi beberapa bulan terakhir.
Dampak kenaikan harga tiket memang cukup berantai. Hal ini menyebabkan kenaikan tarif pengiriman barang. Sehingga menurunkan omset penjualan pedagang daring atau bakul online.Â
Ongkos kirim barang yang mengalami kenaikan cukup signifikan membuat beberapa orang berpikir ulang untuk belanja online. Akhirnya, para pelaku bakul online menyikapi dengan pemberian promo gratis ongkos kirim.
Daerah-daerah yang selalu mengalami inflasi cukup tinggi juga mesti selalu dipantau oleh tim pengendali inflasi. Rantai distribusi yang panjang dan infrastruktur yang belum memadai bisa saja menjadi penyebab tingginya inflasi.Â
Dari situ, pemerintah dapat memetakan wilayah mana saja yang rentan mengalami kenaikan harga barang, dan tentu saja dapat menjadi salah satu tolok ukur, daerah mana saja yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur.
Setelah melihat data komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi dari masa ke masa. Pemerintah bisa bertindak lebih cepat untuk menjaga inflasi di kisaran yang wajar.Â
Salah satunya dengan melakukan pengawasan terhadap rantai distribusi barang. Agar tidak ada lagi pihak yang panen untung dengan melakukan penimbunan barang.Â
Sejauh ini, langkah tersebut sudah memperlihatkan hasil yang positif. Semua ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, menjaga angka inflasi juga turut membantu pemerintah dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H