Dari sikap keras bokap, tentu ada maksud baiknya. Terbukti, hingga kini, berkat didikan masa kecil, aku menjadi sosok yang disiplin, selalu on time kalau janjian, pembersih (karena bokap tidak suka melihat sesuatu yang kotor dan jorok). Juga aku menjadi sosok yang pemberani untuk mengungkapkan kebenaran.
Dan, perlakukan negatif  dari bokap bisa aku kubur dalam-dalam. Aku berdamai dengan masa laluku. Meski inner child terus mengikuti dalam hidup kita, tapi jangan sampai inner child yang negatif yang mengontrol hidup kita. Maka kita akan tumbuh menjadi orang yang selalu menyalahkan masa lalu. Bukan belajar dari masa lalu.
Mengerti inner child dapat membantu kita memahami mengapa kita berperilaku atau merasa seperti yang kita lakukan, serta bagaimana kita dapat mengatasi masalah yang terkait dengan masa lalu.
Berdasarkan Pengalaman Inner Child Yang aku alami, ada beberapa Langkah yang aku lakukan tentang Inner Child.
- Berdamai dengan masa lalu. Apa pun itu, baik atau buruk berdamai dengan masa lalu.
- Berdamai dengan diri sendiri. Ketika ada luka, sakit hati, benci, dendam akan masa lalu, hal utama yang kita lakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Bisa nggak kita memaafkan masa lalu kita?
- Jangan jadikan Inner child untuk balasd dendam terhadap keturunan kita. Anak-anak kita. Jangan ya, dik...
- Ambil sisi positif dari segala kenangan masa kecil kita. Pasti bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H