Dengan keteguhan hati, dia bangkit dan ingin membuktikan pada ibunya bahwa anak yang dulu dia anggap sebagai anak yang tak dianggap justru bisa menjadi anak yang dibanggakan.Â
Dengan kesuksesan dalam karirnya, sahabat aku ini malah menjadi tulang punggung keluarga yang bisa membiayai dan menafkahi orangtua dan saudaranya.
"Aku ingin membalas perbuatan ibuku dulu dengan memberikan kasih sayang dan perhatian hingga dia menutup mata." Kata temanku yang mengabdikan jiwa raganya memberikan yang terbaik pada ibunya sampai sang ibu meninggal.
Tapi, alangkah kagetnya aku, Ketika dia Kembali berkisah tentang masa lalunya yang kelam dengan isak tangisnya. Bukankah ibunya sudah meninggal? Bukankan dia sudah meaafkan ibunya?
Tapi, ternyata, meski dia sudah meaafkan, sudah mengampuni bahkan sudah membalas ketidakadilan dengan segala perhatian dan kasih sayang. Namun, kenangan masa kecil tetap membekas dan menempel dalam hatinya.
Dari kisah temanku, aku mencoba berkaca pada masa kecilku. Tentu aku juga punya inner child yang hampir sama dengan temanku itu. Sebagai anak laki-laki yang dibesarkan dari orangtua yang berprofesi sebagai Militer, tentu didikannya sangat keras. Sangat disiplin. Bahkan tidak segan-segan melakukan kekerasan secara fisik dan verbal.
Apakah aku pernah sakit hati pada bapakku? Tentu pernah. Bahkan, masa remajaku penuh kebencian terhadap bapakku. Sempat ingin membunuhnya (meski hanya planning anak kecil yang sedang marah).
Inner Child-ku sering mengikuti kehidupanku dengan penuh kebencian. Aku tidak suka sama bapakku. Bahkan, doa yang sering aku panjatkan agar bapakku cepat mati.
Menjadi anak pemberontak dan Ketika berada di luar rumah, aku menjadi rebel. Anak yang ugal-ugalan, mencoba apa saja yang dilarang. Merokok, minum dan drugs.
Sampai akhirnya aku tumbuh dewasa, bekerja dan mulai mengerti arti kehidupan, aku sadar kalau Inner Child itu ada yang positif dan negatif. Tapi, kenapa orang selalu mengingat yang negatifnya saja? Bukan kah yang positif juga ada? Aku pun membalikkan memoriku agar mengingat yang baik dan mengubru inner child yang tidak baik.