Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Selamat Datang 2024! Ini Cerita di Pengujung Tahun 2023

1 Januari 2024   22:11 Diperbarui: 2 Januari 2024   18:20 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Guung Slamet. (Sumber: dokumnetasi pribadi)

(Foto: dokumnetasi pribadi)
(Foto: dokumnetasi pribadi)

Kegiatan tersebut terus saya lakukan dari tahun ke tahun hingga akhirnya timbul rasa jenuh akan kehidupan hiruk pikuk. Perlahan-lahan saya menjauh dan menghindari ajakan teman untuk menghabiskan pergantian tahun dengan party dan minum-minum. 

Saya mulai memilih mencari suasana yang jauh dari keramaian yaitu Alam. Ya, entah bagaimana awalnya saya bisa berputar haluan dari anak nongkrong menjadi anak gunung. Beberapa kali pergantian tahun dihabiskan di gunung. Dan terasa sangat nikmat sekali. 

Ternyata saya memahami kalau kita butuh keheningan untuk melakukan intropeksi diri bukan keramaian. Jika berada di keramaian yang ada kita hanya mencari kenikmatan dan perhatian dari tumpukan orang-orang yang juga haus akan pengakuan. 

Kalau mengingat masa-masa dimana saya suka akan hiruk pikuk dunia malam kok, rasanya malu, ya? Tapi itulah hidup, semua berproses. Ada yang berproses ke hal yang lebih baik ada yang justru semakin terbuai akan proses tersebut.

(Foto: dokumnetasi pribadi)
(Foto: dokumnetasi pribadi)

Sampai di tahun 2023, saya pun semakin memilih menjauh dari keramaian ketika pergantian tahun tiba. Meski ada beberapa undangan untuk acara pergantian tahun di sbeuah club di Jakarta. 

Juga ada private party di sebuah apartemen tapi semua saya tolak dengan halus. Justru disaat hitungan jam memasuki tahun 2024, saya memilih pergi ke gereja bersama istri. Entah kenapa ini saya lakukan. Padahal tahun-tahun sebelumnya justru lupa akan "say thanks to God". 

Memilih pergi ke gunung atau ke tempat yang sepi. Saya menghindari gunung dipergantian tahun karena sudah tidak asyik lagi. 

Gunung semakin dipadati pendaki-pendaki karbitan yang hanya merusak alam dengan meninggalkan tumpukan sampah seenaknya usai mendaki. Bukannya membaw aturun kembali sampah malah meninggalkan tanpa merasa bersalah. 

Kali ini gereja menjadi persinggahan terahir di tahun 2023. Kebetulan lagi ada perjamuan kudus dipergantian tahun. Ya, semoga dosa-dosa di tahun 2023 dihapus dengan perjamuan kudus, saat memasuki 2024 kembali suci. (I wish!).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun