Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ups and Downs Kehidupan Part 2, Don't Give Up!

4 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 4 Juli 2023   21:06 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

In life, nothing is permanent.

Betul sekali, dalam hidup ini tidak ada yang permanen. Kebahagiaan, kesedihan, kekayaan, kemiskinan/kesusahan. Semuanya sifatnya sementara. Ibarat musim, semua aka nada masanya. Begitulah kira-kira kehidupan yang dialami teman gue juga gue dan juga kamu-kamu yang membaca tulisan ini. Apa pun yang tengah kamu hadapi, kamu rasakan saat ini semuanya akan ada masanya.

Sejak bokap teman gue meniggal, hidup mereka seakan berubah 180 drajat. Hidup yang dulu serba ada, serba berkecukupan kini berubah menjadi serba pas-pasan, bahkan nyaris kekurangan. Hidup foya-foya yang diterapkan nyokapnya dalam membesarkan anak-anaknya sangat berdampak buruk pada perkembangan mereka. Mereka tidak bisa mengontrol pengeluaran sampai akhirnya harta yang dulu berlimpah bisa ludes. Oleh karena itu, jangan pernah percaya dengan pepatah,"Harta tujuh turunan" Kita tidak bisa menjamin kekayaan yang dimiliki pengusaha saat Berjaya akan bisa menghidupi anak cucunya hingga tujuh turunan kelak. Belum tentu! Semua tergantung, bagaimana cara mengelola keuangannya.  

foto dokpri
foto dokpri

Memiliki orangtua yang kaya raya tidak menjamin kalau kehidupannya bisa selamanya akan bergelimangan harta. Semua balik lagi ke gaya hidup dan didikan orangtua soal penggunaan uang. Jika uang dikucurkan terus menerus tanpa ada kontrolnya juga lama-lama akan habis. Ibarat air setiap hari krannya dibuka pasti air akan habis. Ibarat bukit lama-lama digali juga akan rata. Begitu dengan dengan harta. Sebanyak apa pun harta yang dimiliki jika tidak dikelola dengan baik maka akan habis juga.

              "Sejak papa meninggal, kehidupan kami benar-benar hilang kendali." Cerita teman gue. "Mama yang tidak bisa mengelola keuangan dan ditambah lagi gue dan adik sama-sama tidak bisa mengontrol jiwa hedon. Akhirnya, harta yang ditinggalkan papa pun lama-lama bisa ludes." Lanjutnya.

Gue faham betul bagaimana kehidupan mereka yang begitu hedon dan suka menghambur-hamburkan uang. Akhirnya, apa yang pernah gue khawatirkan menjadi kenyataan. Mamanya yang memang suka jor-joran menggunakan uang, kini harus banting tulang cari uang. Memang, yang namanya penyesalan selalu datang belakangan.         

              Ibarat roda kehidupan, kini, teman gue seakan memulai hidup dari bawah lagi. Dulu, jangankan makan dipinggir jalan. Kini, mencoba berjualan ala jajanan ala kaki lima. "Gue harus bisa survive. Nggak ada yang bisa membantu ketika kita dalam kesusahan. Semua yang dulu dekat dengan kami seakan lenyap seketika."

Meski demikian, gue justru salut dan bangga melihat kegigihan teman gue. Dia sadar akan apa yang telah mereka lakukan dimasa-masa kejayaan mereka. Saat ini, dia, mama dan adiknya sama-sama berjuang untuk bisa bangkit. Menebus "dosa-dosa" yang pernah mereka perbuat.

              "Gue nggak gengsi kok berjualan. Gue malah pengen mengaplikasikan ilmu yang gue ecap saat kuliah dulu." Jelasnya. "Mungkin selama ini gue piker ilmu yang gue pelajari tidak bermanfaat. Ternyata sekarang lah manfaatnya kelihatan," lanjutnya yang sempat mengecap pendidikan di luar negeri jurusan masak memasak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun