Sama halnya dengan komunitas pendaki gunung, again, teman mamasukkan nomer gue ke salah satu grup lari di hapenya. Kehadiran gue disambut dengan baik oleh member di grup tersebut. Ya, layaknya newbie harus memperkenalkan diri di komunitas tersebut. Singkat tapi padat sebagai pengenalan diri gue.
Beberapa hari berselang, ada pesan singkat di WAG, ajakkan latihan lari bersama di GBK. Teman gue mengingatkan agar ikut latihan bersama. Awalnya ragu dan berat hati, tapi teman gue menyakini kalau dia juga ikut serta latihan, akhirnya gue pun luluh.
Sore hari di plataran GBK beberapa pelari-lari yang ada di grup WA sudah hadir. Gue sempat speechless dengan penampilan mereka yang benar-benar maksimal. Sepertinya mereka benar-benar memperhatikan outfit berlari mereka mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Rata-rata yang melekat di badan mereka semua merk-merk ternama internasional. Sebut saja Tracksmith, Hoka, Nike, Adidas, Asic, Puma, New Balance dan  banyak lagi. Merk-merk tersebut bertengger mulai dari tutup kepala, kaos, celana pendek kaos kaki hingga sepatu.
     "Gila, outfit mereka," bisik gue.
     "Ya, emang begitu. Lo kira kalo lari itu ya hanya lari doing?" umpat teman gue.
     "Berarti slogan yang mengatakan kalo lari itu olahraga paling murah, itu keliru dong,ya?"
     "Kalo lari sendiri sih, slogan itu benar. Tapi, kalo lu sudah ikut komunits, olahraga lari itu ya olahraga mahal."
     "Mahal di outfit-nya kan?"
     "Betul sekali. Ya, seperti yang lo lihat sekarang ini. Semua brand-brand ternama ada di badan peserta grup. Bahkan yang terbaru sekali pun, kalau bisa mereka sudah punya dan sudah pakai."
     "Hmmm... kayaknya gue nggak cocok deh di komunitas ini."
     "Kenapa?"