Mohon tunggu...
Barnesy Bakker
Barnesy Bakker Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nesy

Just keep swimming~ Just keep swimming~

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Melihat Feminisme dalam "Enola Holmes" (2020)

4 November 2021   20:40 Diperbarui: 5 November 2021   01:52 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film yang dirilis tahun 2020 ini mengandung representasi feminisme yang cukup kental.

Harry Bradbeer selaku sutradara Enola Holmes (2020) berhasil memasukan nilai feminisme atau hak kesetaraan perempuan yang dalam tapi ringan.

Yuk, Kita Bongkar Sedikit Film Enola Holmes

Enola Holmes yang diperankan oleh Millie Bobby Brown ini berhasil membawa penonton untuk ikut merasakan apa yang Ia alami pada saat itu.

Pemikiran dan pertanyaan tokoh Enola Holmes diungkapkan sebagai narasi cerita yang membawa penonton ikut berpikir dan mendalami konflik dalam pikirannya.

Penonton seakan-akan ditarik masuk ke dalam film untuk dijadikan teman curhat Enola Holmes.

Sumber: Antaranews
Sumber: Antaranews

Selain Millie Bobby Brown, tokoh-tokoh lain juga ikut menghidupkan alur cerita film ini. Di antaranya adalah Henry Cavill, Helena Bonham Carter, dan Sam Claflin.

Keempat tokoh hebat tersebut benar-benar menghidupkan suasana film. Bahkan dapat membuat kita lupa akan sosok Millie sebagai perempuan aneh dan kuat di serial Stranger Things.

Hak Kesetaraan Perempuan

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Millie Bobby Brown selaku pemeran Enola Holmes mengatakan bahwa Ia merasa bosan dengan film yang menunjukan bahwa laki-laki selalu menyelamatkan perempuan.

Millie sendiri terus berdiskusi dengan sutradara Harry Bradbeer agar tokoh Enola Holmes disinilah yang menjadi pahlawan dan perempuanlah yang menyelamatkan laki-laki.

Hasil diskusi tersebut akhirnya membuahkan hasil dan menjadikan Millie sebagai produser, sekaligus memerankan tokoh Enola Holmes yang menolong seorang pria.

Dari pernyataannya dan hasil diskusinya ini bisa disimpulkan bahwa film ini memang didasari oleh nilai feminisme.

Sumber: Oktatopia
Sumber: Oktatopia

Dari tadi kita membahas tentang hak kesetaraan perempuan atau feminisme. Tapi sebenarnya feminisme itu apa sih?

Feminisme yang kita kenal sebagai hak kesetaraan perempuan adalah sistem gagasan sebagai kerangka kerja dan studi kehidupan sosial yang berevolusi dari perspektif yang berpusat pada perempuan (Hidayati, 2018, hal. 21).

Isu Feminisme dan Gender dalam Film

Sumber: Reyne Raea
Sumber: Reyne Raea

Kritikus feminis dan sejarawan budaya menemukan bahwa perempuan dalam sastra dan budaya sering digambarkan dalam stereotip negatif atau sangat positif. Perempuan didalam film sering digambarkan sebagai ancaman bagi kekuatan dan potensi pria. Mereka juga digambarkan sebagai malaikat yang tugas hidupnya merawat pria (Ryan, 2012).

Film atau karya sastra lainnya lebih sering fokus pada maskulinitas saja.

Hal ini bukan saja berdampak pada perempuan tapi pada laki-laki juga. Laki-laki dalam film dianggap tidak normal bila menyukai bunga, warna pink, atau masak-masakan.

Nilai Maskulinitas ini menjadi dasar dari film yang mempengaruhi stereotype gender.

Pandangan mengenai LGBT dan karakter seorang laki-laki dan perempuan juga jadi sangat terbatas.

Masyarakat juga lebih tertarik dengan budaya patriarki dan mengecam LGBT yang ada dalam film.

Di Indonesia sendiri ada beberapa film yang mengangkat tentang LGBT dan mendapat kecaman yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah film Kucumbu Tubuh Indahku (2019).

Feminisme dalam Film Enola Holmes (2020)

Balik lagi ke film Enola Holmes (2020). Film ini mengandung banyak unsur feminisme yang dalam tapi ringan.

Film yang berlatar belakang Inggris di abad 90-an ini sejak awal sudah memperlihatkan nilai feminismenya. Dari mulai pengenalan tokoh, pakaian, gaya hidup, dan konflik-konflik yang akhirnya diselesaikan oleh Enola Holmes.

Enola Holmes yang seharusnya hanya ikut perintah kakak laki-lakinya saja dan menjadi perempuan yang “sepantasnya” ini berhasil berjuang menjadi perempuan yang bebas.

Perjuangan hak kesetaraan perempuan ini juga ditunjukan oleh Eudoria Holmes yang diperankan oleh Helena Bonham Carter. Eudoria sebagai Ibu dari tiga bersaudara ini menunjukan perjuangannya sebagai seorang feminist.

Sumber: CNN Indonesia
Sumber: CNN Indonesia

Eudoria juga membebaskan Enola dalam beraktivitas. Ia mengajarkan Enola banyak hal tanpa batas. 

Selain dari perilaku tokoh, nilai feminisme ini juga secara langsung ditunjukan dalam film. 

Singkatnya ada adegan yang menunjukan Sherlock Holmes menemukan buku tentang “feminist”. 

Lalu adegan yang menunjukan Eudoria berkumpul dengan teman-teman perempuannya, untuk berencana melakukan hal yang besar juga memperkuat representasi feminisme. 

Latar belakang tempat Inggris tahun 1990-an ini juga menunjukan perempuan yang memang dilahirkan untuk menjadi “tuan putri” atau pelengkap pria pada saat itu.

Bahkan perempuan digambarkan tidak boleh belajar seni bela diri secara terang-terangan.

Sumber: Innnayah
Sumber: Innnayah

Selain itu peran perempuan di politik juga digambarkan sangat terbatas. Di film ini laki-laki memegang peran dan memiliki suara penting dalam politik.

Tokoh Enola Holmes di film ini juga berhasil menghadapi pertikaian dengan menggunakan gaun lengkap beserta korslet. Adegan ini menunjukan bahwa perempuan juga bisa berkelahi dengan gaun yang rumit.

Walaupun Millie juga mengaku merasa sangat kesulitan untuk menggunakan gaun tersebut sambil melakukan adegan aksi.

Bukan Hanya Hak Kesetaraan Perempuan

Sumber: Republic World
Sumber: Republic World

Selain hak kesetaraan perempuan, film ini juga menggambarkan sisi maskulinitas yang kental. Dari mulai kakak-kakaknya Enola yang bisa melakukan segala hal dan bisa memiliki peran penting di politik.

Sisi maskulitas ini akhirnya dilawan dan ditunjukan dari penggambaran tokoh Lord Tewkesbury.  Ia juga merupakan tokoh laki-laki yang harus diselamatkan oleh Enola Holmes.

Di film ini Tewkesburry digambarkan sebagai pria yang menyukai tumbuh-tumbuhan terutama bunga. Kegemaran Tewkesburry tersebut dikecam oleh keluarganya. Sehingga Ia harus kabur dan memperjuangkan hal tersebut.

Layak Ditonton Ga sih?


Sangat layak ditonton, terutama karena alur cerita yang tidak membosankan dan tidak berat. 

Film ini juga masih menyimpan banyak pertanyaan penonton yang kemungkinan akan dijawab dalam Enola Holmes 2.

Daripada spoiler lebih baik langsung tonton aja di Netflix atau di platform favorit Anda! Apalagi Netflix mengonfirmasi kalau Enola Holmes 2 akan dirilis tahun 2022!!

Daftar Pustaka

Hidayanti, N. (2018). Teori Feminisme: Sejarah, Perkembangan dan Relevansinya dengan Kajian Keislaman Kontemporer. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, 14(1), 21-29.

Putra, M. A. (2020, September 27). Gagasan Millie Bobby Brown di Kursi Produser Enola Holmes. CNN Indonesia. Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200927103711-220-551449/gagasan-millie-bobby-brown-di-kursi-produser-enola-holmes.

Ryan, M. (2012). An Introduction to Criticism. UK: WILEY-BLACKWELL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun