10. Tupping Mata Kedugok
Tupping Mata Kedugok merupakan tuping yang memiliki bentuk mata mengantuk. Tuping ini bertugas dari keratuan menuju timur Desa Tetaan Kec. Penengahan Lamsel. Tuping ini dipakai oleh Kekhia Sangunda.
11. Tupping Mata kicong
Tupping Mata Kicong merupakan tupping yang dipakai oleh Kekhia Kyai Sebuai yang kala itu bertugas di daerah Tuku Tiga Desa Tetaan Kec. Penengahan Lamsel. Tuping ini memiliki ciri khas dengan matanya yang hanya sebelah.
12. Tupping Ikhung Pisek
Tuping Ikhung Pisek merupakan tuping yang memiliki ciri berhidung pesek. Tuping ini bertugas di sumur kucing dan kala itu dipakai Khaja Temunggung Desa Tetaan Kec. Penengahan Lamsel.
Dalam artikel ini, penulis akan memaparkan hasil wawancara yang didapat oleh Datuk Junaidi Hasan, seorang penggiat budaya yang memiliki pengetahuan lebih tentang Tupping 12 punggawa ini. Pada wawancara yang dilakukan dengannya, beliau menceritakan banyak tentang sejarah dari Tupping.
Asal mula terjadinya Tupping bermulai dari perjalanan Sultan Banten atau dikenal dengan nama Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), ke daerah Pugung yang ada di Kabupaten Lampung Timur. Pada zaman itu dikuasai oleh Keratuan Pugung. Pada masa itu Sultan Banten Syarif Hidayatullah menikahkan kedua putri dari Ratu Pugung dan memiliki masing-masing satu anak. Salah satu anaknya yang bernama Minat Gejala Ratu yang nantinya akan diberi nama Muhammad Aji Saka oleh Syarif Hidayatullah dan memiliki gelar ratu darah putih. Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan oleh Datuk Junaidi Hasan, "Ya, kalau tentang topeng ini yang waktu itu masih dipimpin oleh Muhammad Aji Saka, bin Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah itu awalnya".
Adapun alasan mengapa Muhammad Aji Saka pada saat itu mendapatkan gelar Ratu Darah Putih berawal dari sebuah kejadian ketika ia diminta oleh sang Ayah untuk membuktikan jika ia adalah anaknya maka ia pasti akan memiliki darah berwarna putih. Hingga akhirnya ia melukai dirinya dan didapatinya darah yang berwarna putih. Sejak itu, ia mendapat gelar sebagai Ratu Darah Putih dan mendapatkan hadiah berupa peti dari sunan gunung jati dengan syarat ia hanya boleh membukanya ketika sudah yakin pada tempat ia akan membuka. Akhirnya ia membuat sebuah keratuan yang di daerah kuripan. Di sana ia pun membuka peti hadiah yang dimilikinya dan tiba-tiba saja isinya terpencar yaitu sebuah topeng. Akhirnya ke-12 topeng tersebut dibagi olehnya untuk menjadi punggawa-punggawa dari keratuan-nya.
"Jadi semenjak Muhammad Aji Saka membangun Keratuan Darah Putih itu bersama 12 punggawa-nya. Asalnya ga hanya dari Kuripan saja, namun pusat keratuannya di Kuripan". Ungkap Penggiat Budaya tersebut.
Adapun tempat-tempat bernaung dan berjaga dari pujangga-pujangganya terdapat di berbagai daerah Lampung selatan. "Dahulu syarat untuk membuat suatu keratuan adalah memiliki wilayah kerja, nah 12 punggawa ini wilayahnya kalo kita ke barat nggak sampe barat, kalo sampe timur nggak sampe timur."